Penelitian yang dipimpin oleh Vladimir Dinets dari Departemen Psikologi, Universitas Tennessee, itu mengungkap bahwa buaya dan aligator menunjukkan kemampuan kerja sama saat menyerang mangsa.
Dalam satu kasus, sekelompok buaya akan mengepung kawanan ikan. Perlahan, buaya akan merapat sehingga kawanan ikan terpaksa memampatkan koloni, membentuk serupa bola. Akhirnya, buaya menyambar ikan dari tengah.
Pada aligator, jika ukurannya berbeda satu sama lain, mereka akan berbagi peran. Yang lebih besar menyerang ikan dari dalam. Sementara yang lebih kecil akan berjaga-jaga mencegah mangsa lari.
Di kasus lain, seekor buaya air asin akan menakuti babi yang menyeberang sebuah danau, sementara buaya air asin lain bakal berjaga-jaga untuk menyerbu tiba-tiba.
"Observasi ini menunjukkan, buaya termasuk pemangsa selektif. Cuma 20 atau lebih hewan, termasuk manusia, yang bisa mengoordinasikan aksi dengan cara yang mengagumkan sesuai keahlian individu," ungkap Dinets.
"Mereka mungkin spesies yang punya kecakapan berburu tertinggi setelah manusia," imbuh Dinets seperti dikutip situs Science Daily pada Rabu (15/10/2014).
Satu hal unik dalam riset ini adalah bahwa peneliti menggunakan Facebook. Sebabnya, pengamatan langsung perilaku buaya sangat berbahaya. Di samping itu, menjumpai buaya yang sedang memangsa cukup sulit dan makannya pun pada malam hari.
Dinets mengumpulkan dokumentasi dari para amatir dan ilmuwan. Ia juga menganalisis catatan harian para ilmuwan yang mengamati buaya. Total, ia melakukan 3.000 jam observasi.
Dari sejumlah data yang dikumpulkan, data pengamatan tertua berasal dari abad ke-19. Meski usia data beragam, hasil pengamatan konsisten menunjukkan bahwa buaya mempunyai kemampuan koordinasi dan kolaborasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.