Temuan itu mengejutkan karena dinding tempat lukisan yang diungkap keberadaannya sebenarnya dilewati ribuan orang yang berwisata setiap harinya.
Lukisan-lukisan yang ditemukan tak kasatmata, diungkap dengan bantuan teknik pengolahan citra secara digital.
Noel Hidalgo Tan, peneliti dari Australia National University di Canberra, adalah orang yang mengungkap keberadaan lukisan tersembunyi itu.
Ia pertama kali menyadari adanya tanda lukisan, berupa pigmen merah, saat melakukan ekskavasi di Angkor Wat pada tahun 2010 lalu.
Di sela makan siangnya saat melakukan riset, ia terus mengikuti arah pigmen merah di dinding kuil dan memotret beberapa sisi dinding di mana pigmen tanda lukisan berada.
Foto-foto hasil jepretan kemudian diolah dengan teknik bernama decorrelation strecth analysis.
Teknik itu mampu mengungkap perbedaan warna yang sangat samar dan juga dipakai NASA untuk mengolah citra Mars mereka.
Diberitakan Livescience, Rabu (28/5/2014), dengan teknik tersebut, Tan berhasil mengungkap adanya beragam lukisan di dinding kuil yang usianya 300 tahun lebih muda dari Borobudur itu.
Selain lukisan Hanoman, ada pula lukisan instrumen musik tradisional Khmer, pinpeat, serta lukisan para dewa, kapal, dan gajah.
"Beberapa lukisan yang paling detail, yang berlokasi di bagian atas kuil, dilewati ribuan orang tiap harinya, tapi yang paling detail itu tak kasatmata," kata Tan.
Tan mengungkapkan, banyak lukisan yang ditemukan di Angkor Wat sebelumnya dikategorikan sebagai grafiti.
Akan tetapi, kata Tan, banyak lukisan yang ditemukan kali ini sangat skematik dan sepertinya bertujuan untuk menghiasi dinding kuil.
Christian Pottier, arkeolog Grater Angkor Wat Project, mengatakan bahwa dirinya setuju lukisan itu tak bisa dikatakan sebagai grafiti semata.
Namun, ia juga mengatakan bahwa keberadaan lukisan itu tak mengejutkan. Bekas-bekas lukisan telah dipelajari selama 15 tahun.
Belum diketahui kapan lukisan itu dibuat. Namun, diduga lukisan dibuat pada masa Raja King Ang Chan sebagai upaya untuk merestorasi candi antara 1528 - 1566.
Restorasi dilakukan ketika Angkor Wat mulai berubah fungsi, mulai dari tempat pemujaan dewa Wisnu umat Hindu hingga menjadi tempat ziarah umat Buddha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.