World Resources Institute (WRI) lewat proyek Global Forest Map memetakan lokasi titik api Riau selama 20 Februari - 12 Maret 2014 dengan bantuan Active Fire Data milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Global Forest Watch mengungkap bahwa kabut asap di Riau kali ini lebih parah dari tahun 2013 yang lalu.
Sejak 20 Februari hingga 11 Maret 2014, Global Forest Watch menemukan 3.101 titik api di Pulau Sumatera. Jumlah tersebut melebihi periode 13 Juni hingga 30 Juni 2013 lalu yang sebanyak 2.643 titik api.
Dari sejumlah tersebut, pada periode 4 - 11 Maret 2014, 87 persen titik api di Sumatera ditemukan di Riau.
Di Riau sendiri, terdapat wilayah dengan densitas titik api tinggi dan rendah. Titik api terdapat di wilayah konsesi hutan tanaman industri seperti pulp dan kertas, kelapa sawit, HPH, dan di luar konsesi.
Global Forest Watch memetakan wilayah-wilayah konsesi yang memiliki konsentrasi "peringatan titik api" paling besar. Tabel berikut memuat datanya.
WRI merekomendasikan perlunya investigasi lapangan untuk mengungkap sebab kebakaran di lokasi konsesi itu sekaligus kemungkinan pelanggaran hukumnya.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (13/3/2014), polisi menetapkan 38 tersangka dalam kasus kebakaran hutan Riau. Sebanyak 37 orang adalah perorangan dan 1 lainnya adalah korporasi, diidentifikasi sebagai PT NSP.
Kabut asap di Riau saat ini seperti sebuah musim, selalu terjadi. Ada tuntutan agar korporasi yang terlibat pembakaran hutan dan menimbulkan kabut asap dicabut izin konsesinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.