Oleh: Ahmad Arif
Sejak kecil, Rovicky suka menulis. Dia rutin mengirim tulisan ke koran lokal di Yogyakarta, walaupun belum pernah diterbitkan. “Kalau tulisan dikembalikan diberi koreksi oleh redakturnya. Dari situ saya belajar menulis,” kata dia.
Kegemaran menulis ini tersendat sejak kuliah. Saat itu, dia lebih sibuk jadi asisten praktikum dan mendaki gunung. Baru ketika internet mulai populer, sekitar tahun 1998, Rovicky menemukan kembali hobi menulisnya.
Kini, rata-rata dia menghabiskan dua sampai tiga jam per hari untuk mencari data lalu menuliskannya di blognya, Dongeng Geologi. Awalnya menulis satu tulisan butuh waktu dua hari, saat ini kadang hanya perlu sejam.
“Disela-sela kerja, di mana saja, saya berusaha menjawab pertanyaan pembaca blog,” kata dia. Kelebihan media sosial seperti blog memang adanya interaktivitas penulis dan pembaca. “Bahkan, sering blog saya jadi ruang berdiskusi para pembaca yang beradu argumen.”
Tema yang paling digemari pembaca, soal bagaimana mencari air. Tema ini, dikunjungi rata-rata 50 orang per hari, dan total sudah dilihat lebih dari 100 ribu kali. Pengunjung blognya melonjak saat bencana. Misalnya, tulisannya soal Kelud telah dikunjungi 90 ribu pembaca.
Salah satu kelebihan Rovicky adalah kepintarannya menulis dengan bahasa yang ringan. Dia memosisikan diri seperti pendongeng. Mekanisme geologi yang rumit, diolah menjadi mudah dicerna awam dan kerap ditampilkan dalam bentuk dialog. Dalam menulis, dia kerap menyebut dirinya sebagai “Pakdhe”.
“Jadi, Pakdhe, kenapa kita masih juga impor daging sapi dan beras, padahal katanya kita negeri agraris?” Upss....kalau soal pertanian, mungkin dibutuhkan Pakdhe-Pakdhe lainnya yang memiliki visi dan mau memberi penjelasannya dengan gamblang sesuai dengan bidang kepakaran kepada masyarakat luas...
Baca juga tulisan sebelumnya: Dongeng Geologi tentang Nusantara
Biodata
Nama: Rovicky Dwi Putrohari
Tempat/tgl lahir: Yogyakarta, 12 Maret 1963
Pendidikan: Jurusan Geologi FT UGM (lulus 1983), Master Geofisika UI (lulus 1998)
Pengalaman kerja: