Manuskrip yang ditulis pada tahun 1931 itu mengungkap gagasan Einstein tentang awal mula alam semesta. Einstein berpandangan bahwa alam semesta tak serta-merta tercipta lewat satu peristiwa Dentuman Besar.
Gagasan Einstein itu sama dengan gagasan astronom Inggris, Fred Hoyle, yang kini tumbang. Pada akhir tahun 1940-an, Hoyle juga mengungkapkan bahwa semesta tidak tercipta lewat satu peristiwa Dentuman Besar.
Menurut Hoyle, semesta berkembang. Semesta berada dalam keadaan steady state, memiliki kemampatan yang sama meskipun terus mengambang. Hal itu mungkin terjadi karena materi atau partikel baru terus-menerus tercipta.
Hoyle mengutarakan, partikel-partikel kemudian akan bergabung membentuk bintang, galaksi, dan lainnya sehingga menyisakan ruang. Hal tersebut terjadi pada kecepatan yang pas sehingga bisa mengambil ruang yang ada seiring alam semesta mengembang.
Fakta bahwa Einstein memiliki gagasan yang sama, kata Cormac O’Raifeartaigh, fisikawan dari Waterford Institute of Technology di Irlandia yang menemukan manuskrip itu, menunjukkan bahwa gagasan semesta yang steady state telah muncul sejak sebelum Hoyle.
Tak seperti saat ini, teori Dentuman Besar pada masa lalu masih diperdebatkan. Teori Dentuman Besar sendiri mulai berkembang dari hasil observasi Edwin Hubble yang menemukan bahwa galaksi terus bergerak menjauh yang bisa jadi indikasi bahwa semesta dulu lebih mampat.
Manuskrip Einstein itu sebenarnya telah tersimpan lama di Albert Einstein Archives di Jerusalem dan bisa diakses secara bebas di situs web organisasi itu. Namun, manuskrip itu awalnya dikira bagian dari manuskrip lain.
O’Raifeartaigh yang menemukan manuskrip itu mengaku sangat kaget. Dikutip dari Nature, Senin (24/2/2014), ia mengaku bahwa ia "hampir jatuh dari kursi ketika menyadari isi manuskrip tersebut".
O’Raifeartaigh dan rekannya kemudian mengirim temuannya sekaligus terjemahannya dalam bahasa Inggris (dari naskah asli yang semula berbahasa Jerman) ke server publikasi ilmiah arXiv. Saat ini, naskah temuan sudah masuk ke jurnal European Physical Journal.
Kosmolog James Peebles dari Princeton University di New Jersey mengungkapkan, manuskrip itu mungkin "naskah kasar yang dimulai dari kegembiraan karena memiliki ide lalu segera ditinggalkan karena penulisnya akhirnya menyadari bahwa ia telah membodohi dirinya sendiri."
Namun, fakta bahwa Einstein masih berkutat dengan idenya membuktikan bahwa ia saat itu masih resistan dengan gagasan tentang Dentuman Besar. Einstein menganggap, teori itu "keji", walaupun ilmuwan lain menunjukkan bahwa itu konsekuensi umum dari teori relativitas umum yang dikembangkannya sendiri.
Helge Kragh, sejarawan ilmu pengetahuan dari Aarhus University, mengatakan, "Apa yang yang ditunjukkan oleh manuskrip itu adalah, walaupun pada akhirnya menerima Dentuman Besar, Einstein tak begitu senang dengan fakta bahwa semesta berubah."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.