Dalam sebuah rekaman untuk film dokumenter Wild Brazil, primata itu terlihat merengek, menarik wajah, dan mengikuti calon pasangannya.
Para ilmuwan mengatakan, ini adalah hal yang serius bagi capuchin betina karena menjadi satu-satunya kesempatan mereka untuk mendapatkan pasangan.
Camila Galheigo Coelho dari Universitas Durham di Inggris dan Universitas Sao Paolo di Brasil telah menghabiskan dua tahun mempelajari interaksi sosial monyet ini.
Capuchin dikenal karena kepintarannya dan diketahui sebagai primata non-kera yang menggunakan peralatan.
Tidak punya tanda fisik
Mereka menggunakan batu untuk memecah kacang, menggali tanah dan menyelidiki lubang.
Tidak seperti monyet jenis lain, capuchin betina tidak memiliki indikator fisik yang menunjukkan bahwa mereka sedang mengalami masa subur.
Tanpa warna bulu yang cerah atau bau yang khas sebagai alat komunikasi, capuchin menunjukkan bahwa dia siap kawin dengan perilakunya.
Dalam kasus ini, melempar batu bukanlah sebuah sinyal agresi, melainkan sebagai sebuah pujian.
"Seperti primata lain, sang jantan mungkin menunggu sampai kesuburan telah mencapai puncaknya. Capuchin jantan akan menunggu betina untuk menampilkan rayuan maksimal agar menjamin bahwa kopulasi terjadi pada tahap paling subur," urai Coelho.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!