Kepala Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Edvin Aldrian, mengungkapkan hal tersebut.
Edvin mengatakan, polar vortex yang menyerang Amerika Serikat saat ini terbentuk di wilayah kutub utara Kanada.
Akibat perbedaan tekanan, polar vortex tersebut kemudian mengalir ke selatan, terkunci oleh massa udara panas sehingga diam di suatu wilayah, memicu suhu rendah ekstrem.
Dilaporkan BBC, Senin (6/1/2014), suhu di beberapa wilayah Amerika Serikat mencapai titik ekstrem, terasa hingga -50 derajat celsius.
Sementara itu, 4.392 penerbangan dibatalkan dan 3.577 lainnya ditunda. Wilayah Minnesota menutup sekolah untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.
Polar vortex secara langsung memang tidak akan berdampak bagi Indonesia. Aliran udara dingin takkan sampai wilayah khatulistiwa.
Namun, secara tak langsung, polar vortex menguntungkan Indonesia sebab mengurangi dampak seruak dingin dari Siberia.
"Karena sekarang udara dingin sedang mengalir ke Amerika, aktivitas di Siberia belum terjadi," kata Edvin saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/1/2014).
Aktivitas di Siberia berupa seruak dingin. Di Indonesia, seruak dingin bisa berdampak pada peningkatan curah hujan dan risiko banjir.
Seruak dingin Siberia diduga juga menjadi salah satu penyebab banjir di Jakarta pada tahun 2007 dan Januari 2013.
Karena belum ada aktivitas di Siberia, Edvin mengatakan, "jadi, Indonesia aman untuk sesaat. Curah hujan kurang. Risiko banjir di Jakarta lebih rendah," jelasnya.
Seperti dikatakan Edvin, berkurangnya hujan dan risiko banjir hanya untuk sesaat. Jadi, dalam jangka panjang, hujan dan banjir tetap harus diwaspadai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.