Aneh, Katak Ini Mendengar dengan Mulutnya

Kompas.com - 03/09/2013, 09:08 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Satu keanehan lagi dari dunia amfibi terkuak. Spesies katak Sechellophryne gardineri atau katak Gardiner, salah satu katak terkecil di dunia, ternyata mendengar dengan mulutnya!

Bagaimana bisa?

Katak tersebut telah diketahui tak memiliki telinga bagian tengah yang artinya tak memiliki gendang telinga.

Karenanya, spesies katak yang banyak tersebar di wilayah Syechelles itu diduga tak memiliki cara untuk mengamplifikasi suara dan mengirimkannya ke telinga bagian dalam dan otak. Katak itu diduga tuli.

Namun, penelitian terbaru membantah dugaan tersebut.

Ilmuwan melakukan eksperimen dengan memutar suara katak spesies tersebut untuk melihat responsnya. Ternyata, ketika suara diputar, katak merespons. Artinya, kata tidak tuli.

"Jika Anda memutar, dia merespons. Mereka mengubah posisi, memalingkan wajah ke sumber suara, atau sering pula membalasnya dengan suara panggilannya," kata Justin Gerlach dari Nature Protection Trust di Syechelles, salah satu peneliti yang terlibat.

"Sangat lucu sebenarnya, katak itu bahkan kadang menyerang speaker sumber suara," kata Renaud Boistel dari French National Center for Scientific Research, pemimpin tim peneliti.

Ilmuwan kemudian melakukan pengamatan anatomi dengan bantuan sinar X di fasilitas penelitian European Synchrotron Research Facility (ESRF) di Grenoble, Perancis.

Dari pengamatan tersebut, ilmuwan mengetahui bahwa katak ini memiliki celah mulut yang berfungsi untuk mengamplifikasi suara, seperti badan gitar.

Katak ini terungkap juga memiliki jaringan yang tipis antara mulut dan telinganya sehingga bunyi bisa dikirim ke labirin cairan di kepala serta sel saraf pendengar secara lebih efektif.

"Kombinasi celah telinga yang mampu meresonansi dan konduksi dengan tulang memampukan katak Gardiner ini untuk mendengar suara tanpa perlu punya telinga tengah," ungkap Boistel seperti dikutip BBC, Selasa (3/9/2013).

Katak Gardiner hanya bisa ditemukan di Seychellles, terisolasi di wilayah itu. Katak ini eksis sejak 65 juta tahun lalu. Kini, jenis katak ini terancam oleh spesies invasif, pembakaran, dan aktivitas manusia. Jika katak ini punah, dunia kehilangan salah satu makhluk hidup kecil berharga yang punya cerita dan adaptasi evolusi yang sangat menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau