75 Jenis Wayang Punah

Kompas.com - 21/08/2013, 09:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar 75 jenis wayang yang menjadi kekayaan budaya Indonesia kini telah punah. Hanya sekitar 25 jenis wayang yang saat ini masih bertahan dengan jumlah komunitas dan penonton cukup banyak.

Semestinya, dengan diakuinya wayang oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2003, wayang bisa lebih berkembang di Tanah Air. Kenyataannya, pemerintah belum memiliki arah dan strategi yang jelas dalam pengembangan wayang.

”Pada masa Orde Baru, institusi pemerintah, mulai dari Istana hingga pemerintahan desa, sering mementaskan wayang. Kini, kami seperti dibiarkan sendiri,” kata Ketua Umum Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Ekotjipto saat berkunjung ke Redaksi Kompas di Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Selain kurangnya perhatian pemerintah, perkembangan zaman telah membawa perubahan kebudayaan dan peradaban sehingga wayang yang merupakan kesenian tradisional semakin ditinggalkan. Tak heran beberapa jenis wayang punah dan tak bisa lagi ditonton masyarakat, seperti wayang suket, wayang klitik, wayang krucil, wayang gedog, dan wayang beber.

Adapun wayang yang masih digemari masyarakat sehingga masih cukup eksis antara lain wayang kulit purwa Jawa dengan berbagai gaya, baik Surakarta, Yogyakarta, Jawa Timuran, Banyumasan, Cirebonan, maupun Betawi. Begitu pula wayang golek Sunda, wayang Bali, dan wayang sasak Lombok masih banyak penggemarnya.

Meski penggemar wayang menurun, kata Ekotjipto, animo masyarakat untuk terjun ke dunia pedalangan cukup tinggi. Ini ditunjukkan dengan banyaknya peserta pada setiap lomba pencarian bibit dalang yang digelar Pepadi.

”Peminat paling banyak justru untuk dalang anak-anak dan remaja,” kata Ekotjipto.

Upaya yang dapat dilakukan agar wayang terhindar dari kepunahan antara lain dengan memasukkan wayang dalam pendidikan formal. Selain itu, juga memasukkan wayang dalam perangkat komunikasi modern sehingga mudah dijangkau anak-anak atau generasi muda.

Saat ini terdapat 15.000 seniman pedalangan yang masih eksis. Sementara jumlah dalang di seluruh Indonesia tercatat 6.000 orang.

46 negara ikut WWPC

Dalam upaya pelestarian wayang, Pepadi bekerja sama dengan Yayasan Arsari Djojohadikusumo akan menggelar Wayang World Puppet Carnival (WWPC) 2013 pada 1-8 September mendatang. Ajang tersebut merupakan festival wayang internasional yang diikuti 46 negara dengan 64 penampil.

Widia Djatiningrum dari Divisi Komunikasi WWPC 2013 menuturkan, para penampil, antara lain, datang dari Turki, Bolivia, Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Kolombia, Thailand, Brasil, dan Indonesia. Dari Indonesia akan tampil lima dalang dari berbagai wilayah yang kesemuanya merupakan dalang muda.

Selain pergelaran wayang, ditampilkan pula video dan film tentang pertunjukan wayang dari lima negara. Pergelaran wayang akan dilakukan di Museum Nasional, Jakarta, dan Usmar Ismail Hall, Kuningan, Jakarta. Digelar juga wayang semalam suntuk di Taman Monas, Jakarta.

Berkaitan dengan WWPC, juga digelar seminar tentang wayang di lima perguruan tinggi negeri di Medan, Surabaya, Mataram, dan Yogyakarta. (DOE/KOMPAS CETAK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau