Empat Kerangka "Vampir" Ditemukan di Polandia

Kompas.com - 15/07/2013, 22:30 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Arkeolog asal Polandia menemukan empat kerangka "vampir" di negaranya. Mereka menemukan kerangka tersebut ketika melakukan penggalian di tengah konstruksi jalan di wilayah dengan Gliwice, Polandia.

Vampir yang dimaksud di sini bukan vampir sebenarnya. Kerangka yang ditemukan diasosiasikan dengan vampir karena kondisi kerangka saat ditemukan.

Arkeolog mengatakan, saat ditemukan, tengkorak kepala terpisah dari tubuh dan terletak di dekat kaki. Ini menjadi bukti bahwa ketika sebelum dimakamkan, kepala dipenggal terlebih dahulu.

Pemenggalan kepala menunjukkan bahwa individu yang dimakamkan merupakan korban ritual untuk memastikan bahwa yang sudah mati akan tetap mati, tidak bangkit sebagai vampir. Ritual ini biasa dilakukan ketika individu mati oleh sebab yang misterius.

Di masa lalu, individu yang mati oleh sebab yang tak diketahui sering diasosiasikan dengan kematian yang disebabkan vampir.

Praktik pemakaman dengan kepala dipenggal sering ditemui. Menurut kepercayaan masa lalu, mayat yang kepalanya dipenggal tidak bisa bangkit menjadi vampir dan menyebabkan kematian lain.

Pemenggalan kepala hanyalah salah satu cara. Cara lain ialah menggantung mayat dengan tali yang menjerat leher. Mayat dibiarkan membusuk hingga kepala secara alami terpisah dari tubuh karena pembusukan.

Antropolog forensik, Matteo Borrini, pernah menemukan kerangka milik perempuan yang mati pada abad 16 di Venesia, yang dimakamkan dengan cara aneh dengan tujuan serupa. Makam perempuan itu mungkin kuburan "vampir" tertua.

Mayat perempuan yang kerangkanya ditemukan Borrini dikubur dengan mulut terbuka dijejali sebongkah batu. Menurut kepercayaan masa lalu, ini berguna agar mayat yang diduga vampir itu tak bangkit dan meminum darah lagi.

Tahun 2012 lalu, arkeolog asal Bulgaria menemukan dua kerangka dengan batang besi yang menancap di dada. Penancapan batang besi juga salah satu cara mencegah yang sudah mati bangkit lagi dalam kepercayaan masa lalu.

Benjamin Radford, kolumnis Bad Science di situs berita sains Livescience, seperti dikutip situs berita itu, Jumat (12/7/2013), mengatakan bahwa praktik pemakaman "vampir" itu adalah buah ketidaktahuan soal pembusukan mayat.

Sebagai contoh, banyak mayat yang dikubur mungkin akan terdekomposisi segera. Namun, pada mayat yang dikubur di musim dingin, proses pembusukan mungkin akan lebih lambat.

Radford berpendapat, pada mayat yang dikubur di musim dingin, pembusukan pada saluran pencernaan akan membuat mayat gembung, memicu darah keluar ke mulut. Bila dilihat, mayat akan tampak seperti sehabis meminum darah.

USA Today pada Sabtu (13/7/2013) memberitakan bahwa arkeolog masih sulit untuk menentukan waktu kapan "vampir" yang kerangkanya ditemukan di Polandia dikubur.

Namun, mereka menduga bahwa individu tersebut dikubur jauh sebelum tahun 1914, waktu di mana permakaman "vampir" terakhir ditemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau