Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang Katai Putih ini Mungkin Berbeda dari Bintang Lainnya, Mengapa?

Kompas.com - 03/03/2020, 20:31 WIB
Imamatul Silfia,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sebuah bintang katai putih atau bintang kerdil yang berjarak 150 tahun cahaya dari Bumi memiliki karakteristik yang agak berbeda dari bintang lainnya.

Bintang yang disebut WDJ0551+4135 itu merupakan bintang katai putih yang sangat masif.

Pada umumnya, bintang katai putih terbentuk dari sisa-sisa bintang yang mati, ketika semua bahan bakar hidrogen dan lapisan terluarnya terbakar.

Melansir CNN, Selasa (3/3/2020), biasanya mereka berukuran kecil dan ringan, sekitar 0,6 kali dari massa matahari. Akan tetapi, bintang katai ini tidak memenuhi definisi tersebut.

Baca juga: Sinar Super Bintang Kecil ini Menarik Perhatian Astronom, Kok Bisa?

 

Objek ini memiliki ukuran 1,14 kali ukuran massa matahari, hampir dua kali lipat dari rata-rata ukuran bintang putih kerdil lainnya.

Para astronom pertama kali menemukan bintang tersebut dari data yang diperoleh teleskop ruang angkasa Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 2013. Data lainnya didapatkan dari teleskop William Herschel di pulau La Palma di Spanyol.

Data tersebut membawa pada satu penemuan baru, yakni atmosfer pada bintang tersebut mengandung banyak karbon.

"Anda akan mengira untuk melihat lapisan luar yang terbentuk dari hidrogen, kadang bercampur dengan helium, atau hanya kombinasi antara helium dan karbon," kata Mark Hollands, penulis utama sekaligus peneliti postdoctoral di Departemen Fisika University of Warwick.

Baca juga: Seperti Vampir, Bintang Mengisap Kehidupan Bintang Lain

Lebih lanjut dia menjelaskan, tidak disangka pada bintang ini ada kombinasi hidrogen dan karbon pada saat yang sama.

Sebab, seharusnya lapisan tipis helium yang berada di antaranya tidak akan membiarkan itu terjadi.

"Semakin kita melihat hal tersebut, itu sangat tidak masuk akal," kata Hollands.

Selanjutnya, para astronom mencoba untuk mengukur usia dari bintang tersebut. Biasanya usia bintang dapat diperkirakan dari kecepatan orbit, bintang yang lebih tua mengorbit lebih cepat daripada yang muda.

Namun, bintang katai putih ini bergerak 99 persen lebih cepat dari bintang lainnya, berarti bintang ini lebih tua daripada pertama kemunculannya.

Gabungan dua bintang katai

Para astronom mulai berpikir, kemungkinan sebenarnya bintang kerdil tersebut terbentuk dari dua bintang. Apalagi unsur hidrogen dan karbon yang ditemukan terlihat berasal dari bintang yang berbeda.

Hal tersebut dapat terjadi dengan sistem bintang biner, yaitu sebuah sistem yang terdiri dari dua bintang yang mengorbit satu sama lain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com