Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejauh Mana Perkembangan Obat dan Vaksin Covid-19? Ini Detailnya

Kompas.com - 03/03/2020, 16:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Sumber statnews

KOMPAS.com – Virus SARS-CoV-2 telah menyebar ke 68 negara, termasuk Indonesia. Perusahaan farmasi di berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk membuat obat serta vaksin penyakit Covid-19.

Per 2 Maret 2020, virus SARS-CoV-2 telah menyebar ke 68 negara dengan 89.212 orang terinfeksi. Sebanyak 3.048 orang meninggal dunia akibat virus ini.

Mengutip Statnews, Selasa (3/3/2020), berikut beberapa percobaan untuk membuat vaksin dan obat Covid-19.

1. Gilead Sciences (California)

Gilead Sciences membuat remdesivir, pengobatan intravena yang digunakan untuk mengobati 1 pasien yang terinfeksi di Amerika Serikat. Pengobatan fase 3 ini rencananya akan dilakukan penelitian lanjutan untuk pasien di Asia.

Akhir bulan ini, Gilead akan mengetes sekitar 1.000 orang yang terkena penyakit Covid-19 untuk memastikan apakah dosis remdesivir yang diberikan beberapa kali bisa menghentikan infeksi.

Baca juga: Vaksin Covid-19, Kenapa Bikinnya Perlu 18 Bulan?

Tujuan utamanya adalah untuk meringankan demam dan membantu pasien untuk bisa sembuh dalam hitungan dua minggu.

Namun, perlu dilakukan beberapa studi lanjutan terkait remdesivir. Obat ini terakhir mengalami kegagalan ketika berhadapan dengan virus Ebola.

2. Moderna Therapeutics (Massachusetts)

Perusahaan farmasi Moderna Therapeutics membuat rekor pembuatan vaksin tercepat dengan nama mRNA-1273. Vaksin ini dibuat hanya 42 hari setelah virus SARS-CoV-2 ditemukan.

Dalam pembuatan vaksin Covid-19, perusahaan ini bekerja sama dengan National Institutes of Health. Percobaan akan dimulai bulan depan.

Baca juga: Ahli Jelaskan Kapan Vaksin Virus Corona Selesai dan 4 Pertanyaan Lainnya

Jika mRNA-1273 terbukti aman, dua organisasi ini akan melanjutkan penelitian kepada ratusan pasien lainnya untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut melindungi diri dari infeksi SARS-CoV-2.

Messenger RNA (mRNA) didesain untuk tubuh memproduksi antibody sebagai perlawanan terhadap virus. Moderna Therapeutics mengantongi izin dari Food and Drug Administration (FDA) untuk obat-obatan berbasis mRNA.

3. CureVac (Jerman)

Sama seperti Moderna, CureVac menggunakan mRNA buatan manusia. Layaknya Moderna juga, CureVac mengantongi izin dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Halaman:
Sumber statnews
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com