Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 70.000 Tahun Lalu, Neanderthal Taburi Bunga di Ritual Pemakaman

Kompas.com - 28/02/2020, 07:05 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penggalian sebuah gua di Irak memberikan petunjuk baru mengenai kehidupan manusia Neanderthal.

Fosil-fosil yang ditemukan di sana mengungkap, jika sepupu kita tersebut sudah melakukan ritual pemakaman serta menggunakan bunga dalam seremoni mereka.

Peneliti menemukan kerangka tubuh Neanderthal dewasa bagian atas yang masih terawetkan dengan baik di Gua Shanidar, di Irak utara.

Kerangka yang dijuluki Shanidar Z ini hidup sekitar 70.000 tahun yang lalu dan diperkirakan berusia antara 40 sampai 50 tahun-an.

Baca juga: Bukti Baru, Neanderthal Kumpulkan Kerang dari Lautan untuk Bikin Alat

Hal menariknya, peneliti tak hanya menemukan kerangka manusia purba saja. Mereka juga menemukan serbuk sari kuno pada tulang serta sampel tanah di sekitar kerangka Shanidar Z.

Temuan ini pun memunculkan hipotesis bahwa Neanderthal telah melakukan praktek penguburan mayat dan melakukan upacara penguburan dengan bunga.

Hipotesis tersebut juga sekaligus memberikan pandangan baru mengenai Neanderthal yang sebelumnya disebut oleh para ahli bodoh serta kejam.

Meski begitu ada pihak lain yang tetap mengkritik hipotesis ini dan meragukan analisis upacara penguburan dengan bunga.

Alasannya, serbuk sari bisa saja terbawa dari hewan pengerat, serangga, atau kontaminasi modern dari orang-orang yang tinggal di gua.

"Awalnya memang skeptis mengingat banyaknya kritik atas bukti penguburan dengan bunga tersebut. Namun saya senang melihat analisis baru kami," kata Emma Pomeroy, peneliti dari University of Cambridge, seperti dikutip dari Guardian, Selasa (18/2/2020).

Baca juga: Bentuk Tengkorak Bisa Jadi Pertanda Anda Keturunan Neanderthal

Para ahli sendiri memang telah berdebat selama bertahun-tahun tentang apakah Neanderthal menguburkan mayat dengan menggunakan upacara pemakaman karena masih ada silang pendapat pula mengenai tingkat kognitif mereka.

"Penting untuk mengetahui intensionalitas di balik penguburan. Mungkin mengubur mayat dilakukan untuk alasan praktis, menghindari pemakan bangkai atau mengurangi bau. Tetapi ketika itu menunjukkan pemikiran yang lebih kompleks, mengubur mayat dilakukan sebagai simbol, bentuk kasih sayang dan kepedulian terhadap orang yang meninggal dan mungkin perasaan berkabung serta kehilangan," papar Pomeroy.

Dan apa yang peneliti temukan pada Shanidar Z adalah kerangka tersebut ditempatkan pada tempat khusus, satu bagian di gua yang menjadi salah satu bukti kuat bahwa Neanderthal itu memang sengaja dimakamkan.

Studi telah dipublikasikan dalam jurnal Antiquity.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com