Culp menjelaskan kedua glycopeptide baru ini justru mencegah dinding agar tidak rusak. Ini sangat penting bagi sel untuk membelah diri.
"Agar sel tumbuh, sel harus membelah dan mengembang. Jika dinding itu diblokir, itu seperti terperangkap di penjara dan tidak dapat berkembang dan tumbuh," jelas Culp.
Para ilmuwan mengonfirmasi, dinding sel bakteri adalah sasaran bagi kedua antibiotik baru ini dengan menggunakan teknik pencitraan sel.
Pendekatan ini, kata Culp, dapat diterapkan pada antibiotik lain dan diharapkan dapat membantu peneliti menemukan mekanisme aksi yang berbeda.
"Kami menemukan satu antibiotik yang benar-benar baru dalam penelitian ini. Akan tetapi sejak itu, kami telah menemukan beberapa antibiotik lain dalam keluarga yang sama yang memiliki mekanisme baru yang sama," ungkap Culp.
Penelitian ini dilakukan pada tikus yang diberi antibiotik corbomycin dan complestatin.
Penulis menunjukkan kedua antibiotik ini memblokir infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang resisten pada Methicillin (MRSA).
"Antibiotik corbomycin dan complestatin memiliki tingkat perkembangan resistensi yang rendah dan efektif dalam mengurangi beban bakteri dalam model tikus infeksi MRSA kulit," jelas para peneliti.
Baca juga: Studi Terbaru, Bakteri Berubah Bentuk untuk Hindari Antibiotik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.