Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! Bolehkah Makanan Dipanaskan Berkali-kali?

Kompas.com - 14/02/2020, 17:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

KOMPAS.com - Menghangatkan makanan berkali-kali sudah menjadi praktik yang umum dilakukan oleh orang-orang yang sibuk. Namun, bagaimana pendapat ahli? Apakah nutrisi dalam makanan akan rusak bila dipanaskan berkali-kali?

Pertanyaan ini disampaikan oleh pembaca Kompas.com bernama Ning I'ana ke rubrik Halo Prof!. Berikut pertanyaannya:

"Masakan berkali-kali dipanaskan, apakah nutrisi di dalamnya hilang?"

Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK, M.Gizi, Dokter Spesialis Gizi Klinik dari RS Pondok Indah – Pondok Indah. Berikut paparannya:

Baca juga: 5 Nutrisi yang Bisa Memperbaiki Mood, Menurut Sains

Halo Bapak/Ibu Ning I’ana, terima kasih atas pertanyaannya.

Menghangatkan makanan seringkali menjadi cara yang mudah bagi kita dalam penyediaan makanan sehari-hari, karena dengan langkah praktis satu kali masak dalam jumlah besar dapat dihangatkan kembali untuk dua hingga tiga kali makan.

Namun sebaiknya Anda tidak memanaskan sayur secara berulang-berulang karena sayuran merupakan salah satu sumber vitamin C.

Tahukah Anda, vitamin C merupakan jenis vitamin yang larut dalam air dan sangat sensitif terhadap temperatur atau suhu? Karena sifatnya tersebut, vitamin C akan dengan mudah mengalami degradasi atau penurunan jumlah selama proses masak dan penghangatan makanan.

Selain itu karena sifatnya yang larut air inilah, maka vitamin C dapat mengalami leaching (larut ke dalam air) bila dimasak dengan menggunakan air yang banyak seperti direbus.

Baca juga: Kata Ahli Gizi, Ini Cara Memasak Mi Instan agar Lebih Sehat

Dalam suatu penelitian, diketahui bahwa merebus sayuran dapat menurunkan kadar vitamin C dalam sayur minimal hingga 27 persen. Bayangkan bila makanan tersebut dipanaskan berulang-ulang.

Selain itu, kandungan nitrat dalam sayuran akan berubah menjadi nitrit dan nitrosamin ketika dipanaskan, yang apabila sering dikonsumsi dapat memicu timbulnya kanker.

Sementara itu, tumisan sayur ketika dihangatkan tidak akan menyebabkan banyak menurunnya kadar vitamin C dari proses leaching karena hanya menggunakan sedikit air, namun bisa saja meningkatkan kadar lemak trans apabila dihangatkan dalam suhu tinggi.

Saat memanaskan makanan sisa, yang menjadi kekhawatiran sebenarnya adalah apakah makanan tersebut sudah terbebas dari kuman yang mungkin mengkontaminasi ketika sisa makanan disimpan.

Ada baiknya makanan sisa yang sudah tidak dimakan lagi disimpan dalam kulkas, maksimal dua jam setelah matang, untuk kemudian dihangatkan lagi bila ingin dikonsumsi, dengan maksimal hanya 1 kali penghangatan. Dengan menyimpannya dalam lemari pendingin, maka kemungkinan kontaminasi dari kuman dapat dicegah.

Salam sehat.

dr. Juwalita Surapsari, Sp. GK, M.Gizi

Dokter Spesialis Gizi Klinik

RS Pondok Indah – Pondok Indah

Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com