Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2020, 17:30 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) lewat situs resminya menyebutkan bahwa DBD merupakan masalah kesehatan utama di wilayah tropis dan sub-tropis.

Baca juga: Bagaimana Google Trends Bisa Bantu Monitoring Demam Berdarah?

Sampai saat ini, sekitar 3,9 miliar orang di 128 negara di dunia berisiko terinfeksi virus dengue. Diperkirakan, hampir 390 juta kasus infeksi DBD terjadi setiap tahun secara global.

Hal tersebut mengakibatkan hampir 500.000 orang di seluruh dunia membutuhkan perawatan setiap tahunnya, sementara 20.000 orang di antaranya meninggal dunia.

Cara mencegah DBD

Gerakan 3M Plus yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih menjadi acuan untuk pencegahan DBD dalam lingkup sekitar.

3M Plus terdiri dari:

Menguras. Minimal satu kali dalam seminggu, kuraslah tempat penampungan air. Sikatlah dinding-dinding tempat penyimpanan air, karena telur nyamuk Aedes aegepti dapat menempel dengan cukup kuat pada dinding penampungan air.

Menutup. Tutup semua wadah yang mengandung air, serta berpotensi menjadi tempat penampungan air hujan.

Menyingkirkan. Singkirkan barang-barang bekas yang kemungkinan dapat menyimpan sisa-sisa air hujan atau genangan air lainnya.

Baca juga: DBD sampai Kencing Tikus, Waspada 6 Penyakit saat Musim Hujan

Plus cara lain untuk pencegahan DBD, seperti menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; menggunakan lotion antinyamuk, menggunakan kelambu saat tidur; menaruh ikan di penampungan air; dan menanam tumbuhan pengusir nyamuk.

Menurut Tedjo, pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia harus dilakukan secara multisektor.

“Hal penting yang juga dibutuhkan untuk mencegah outbreak adalah vaksin DBD. Begitu vaksin sudah dibuat, pemerintah bisa mendistribusikannya secara nasional,” tutup Tedjo.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com