Dengan menciptakan turbulensi dalam aliran air, gundukan pertama mendorong yang di belakangnya. Dengan kata lain, struktur pertama menjadi pemimpin dalam berinteraksi dengan memukul mundur tetangganya di hilir.
Berkomunikasi melalui bangkitnya struktur baru, dan melepaskan sedikit dari massanya sendiri dalam proses itu.
Baca juga: Misteri Watu Gong Wonosobo, Bagaimana Bisa Pasir Pantai sampai ke Goa?
Fenomena bukit pasir terdekat dipukul mundur oleh bukit pasir lainnya ini terlihat dari gambar satelit, namun penyebab kekuatan yang mendorongnya tidak pernah dipahami.
Akhirnya, 'efek tolakan' gundukan ini membuat kedua struktur seimbang, sehingga mereka bergerak dengan kecepatan yang sama, mencegah kemungkinan tabrakan.
"Oleh karena itu kami menyimpulkan masuk akal apabila struktur bidang gundukan bawah air alami dikontrol dan distabilkan oleh mekanisme tolakan gundukan yang sama yang diamati dalam karya ini," tulis para penulis.
Jika aktivitas ini juga ada di darat, ini bisa menjadi sangat penting untuk antisipasi perubahan iklim.
Baca juga: Sebagian Pasir Pantai Berasal dari Kotoran Ikan, Kok Bisa?
Sebab, selama bertahun-tahun, pemanasan global telah meningkatkan pergerakan bukit pasir di beberapa belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat, Afrika, dan Antartika.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters ini dapat menjadi pedoman untuk mencari tahu ke mana arah struktur pasir raksasa ini bergerak, serta bagaimana mereka melakukan perjalanan.
Fenomena ini dapat menjadi sinyal, untuk memungkinkan kita menyiapkan pertanian, jalan, infrastruktur, dan lahan mata pencaharian agar terhindar dari potensi tabrakan dengan bukit pasir di masa yang akan datang.
Baca juga: Ini Gurun Terkecil di Dunia, Lebih Kecil dari Gumuk Pasir Parangtritis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.