Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jantung Nitrogen Pluto Ungkapkan Kemiripan Planet Kerdil dengan Bumi

Kompas.com - 06/02/2020, 19:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkap struktur berbentuk hati dari nitrogen beku ternyata menjadi biang yang mengendalikan angin di permukaan Pluto.

Akibatnya, angin tersebut menimbulkan corak pada permukaan planet kerdil ini.

Melansir Science Daily, Kamis (6/2/2020), struktur bernama Tombaugh Regio ini menjadi terkenal setelah misi New Horizons Nasa menangkap gambar dari planet kerdil itu pada 2015 lalu.

Hasil pengamatan itu mematahkan anggapan ilmuwan tentang gambar dari Pluto yang diperkirakan sebagai dunia tandus.

Penelitian baru akhirnya menunjukkan jantung nitrogen Pluto yang terkenal itu mengatur sirkulasi atmosfernya.

Baca juga: Misteri Samudera di Bawah Lapisan Es Pluto Akhirnya Terungkap

Ciri yang sama dengan Bumi

Melalui temuan tersebut, dapat menjadi pedoman untuk menunjukkan ciri-ciri yang sama dan khas, antara Bumi dan planet kerdil yang jaraknya bermil-mil jauhnya.

Gas nitrogen yang dimiliki Pluto, juga merupakan unsur yang terkandung dalam udara Bumi.

Namun, di planet kerdil ini, gas nitrogen sebagian besar berada di atmosfer tipis Pluto. Bersama dengan sejumlah kecil karbon monoksida dan metana gas rumah kaca.

Nitrogen beku juga menutupi sebagian permukaan Pluto dalam bentuk hati. Pada siang hari, lapisan tipis es nitrogen ini akan menghangat dan berubah menjadi uap.

Baca juga: Kenapa Pluto Bukan Lagi Planet?

Sedangkan pada malam hari, uap mengembun dan kembali membeku menajdi es. Setiap urutan tersebut, memompa angin nitrogen di sekitar planet Pluto.

Penelitian baru di AGUS's Journal of Geophysical Research: Planets ini menunjukkan siklus tersebut mendorong atmosfer Pluto untuk bersirkulasi dalam arah berlawanan dari putarannya. Sebuah fenomena unik yang kemudian disebut dengan rotasi retro.

Ketika cambuk udara dekat dengan permukaan Pluto mengangkat panas, butiran es dan partikel kabut untuk menciptakan garis-garis dan dataran angin yang gelap melintasi wilayah utara dan barat laut.

"Ini menyoroti fakta bahwa atmosfer dan angin Pluto, bahkan jika kepadatan atmosfer sangat rendah. Dapat berdampak pada permukaan," ujar Tanguy Bertrand, seorang astrofisikawan dan ilmuwan planet di Pusat Penelitian Ames NASA di California.

Sebagian besar es nitrogen Pluto terbatas pada Tombaugh Regio.

Lobus kiri adalah lapisan es 1.000 kilometer yang berada di cekungan sedalam tiga kilometer yang disebut Sputnik Planitia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com