Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teleskop Spitzer “Pensiun”, Ini 4 Penemuan Terbesarnya

Kompas.com - 02/02/2020, 20:02 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Pada 30 Januari 2020, salah satu teleskop milik NASA yaitu Spitzer resmi dimatikan. Teleskop ini beroperasi selama 16 tahun dan 5 bulan, jauh lebih lama dibanding yang direncanakan yakni hanya lima tahun.

Spitzer resmi diluncurkan pada 25 Agustus 2003. Usai resmi dimatikan oleh NASA, teleskop tersebut kini terombang-ambing di luar angkasa. Mengikuti orbit Bumi keliling Matahari, kemudian kian menjauh dari Tata Surya.

Baca juga: Usai 16 Tahun Bertugas, Selamat Tinggal Teleskop Spitzer…

Sepanjang beroperasi, teleskop ini telah menjadi saksi banyak kejadian luar biasa di angkasa. Mulai dari kelahiran dan kematian bintang, penemuan galaksi lain, memetakan komet dan pengaruhnya terhadap planet di Tata Surya, serta melihat galaksi terjauh yang pernah ditemukan.

Dilansir dari Science News, Minggu (2/2/2020), berikut beberapa gambar serta penemuan teleskop Spitzer yang berdampak besar terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan luar angkasa.

Cincin baru Planet Saturnus

Planet Saturnus memang terkenal oleh cincinnya yang tebal. Namun pada 2009, Spitzer menemukan satu cincin baru yang memancarkan infra merah. Cincin tersebut jauh lebih besar bahkan dari Planet Saturnus sendiri.

Cincin raksasa di Planet SaturnusJPL-CALTECH/NASA, R. HURT/SSC Cincin raksasa di Planet Saturnus

Cincin tersebut membentang 200 kali lebih lebar dari Saturnus, serta 40 kali lebih tebal dibanding planet tersebut.

“Dunia lain” seukuran Bumi

Sekitar 40 tahun cahaya, terdapat gugusan planet yang mengelilingi bintang di luar Tata Surya. Terdapat 7 planet yang mengelilingi sebuah bintang berwarna merah, bernama TRAPPIST-1.

Pada 2017, para astronom memastikan terdapatnya dua planet kemudian menemukan lima planet lainnya. Tiga di antaranya cukup hangat untuk air mengalir, yang berpotensi untuk adanya kehidupan.

Gugusan exoplanet TRAPPIST-1JPL-CALTECH/NASA Gugusan exoplanet TRAPPIST-1

TRAPPIST-1 bukanlah data exoplanet (planet di luar Tata Surya) pertama yang ditemukan oleh Spitzer. Pada 2005, teleskop tersebut mendeteksi sinar infra merah dari exoplanet yang mengelilingi sebuah bintang.

Dua tahun kemudian, para astronom menggunakan data Spitzer untuk memetakan peta temperatur dari seluruh atmosfer exoplanet.

Menangkap gambar bintang jatuh

Bintang bernama Zeta Ophiuchi dengan jarak sekitar 370 tahun cahaya dari Bumi melintas dengan kecepatan sekitar 90.000 km/ jam.

Bintang bernama Zeta Ophiuchi dengan jarak sekitar 370 tahun cahaya dari Bumi melintas dengan kecepatan sekitar 90.000 km/ jam. JPL-CALTECH/NASA Bintang bernama Zeta Ophiuchi dengan jarak sekitar 370 tahun cahaya dari Bumi melintas dengan kecepatan sekitar 90.000 km/ jam.

Pada 2012, Spitzer menangkap beberapa foto “bintang jatuh” ini untuk memperlihatkan gambarnya secara keseluruhan.

Melihat kelahiran bintang

Bintang terbentuk oleh gugusan debu yang menyatu. Sekitar 400 tahun cahaya dari Bumi, nebula bernama Rho Ophiuchi berhasil “dilahirkan” dari ratusan bintang serta gas dan debu.

Sekitar 400 tahun cahaya dari Bumi, nebula bernama Rho Ophiuchi berhasil ?dilahirkan? dari ratusan bintang serta gas dan debu.JPL-CALTECH/NASA, HARVARD-SMITHSONIAN CENTER FOR ASTROPHYSICS Sekitar 400 tahun cahaya dari Bumi, nebula bernama Rho Ophiuchi berhasil ?dilahirkan? dari ratusan bintang serta gas dan debu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com