KOMPAS.com - Virus corona jenis baru (2019-nCoV) dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Temuan terbaru menyebut, penularan sudah terjadi sebelum seseorang menyadari gejalanya.
Menteri Kesehatan Nasional China (NHC) Ma Xiaowei mengatakan, penularan virus corona 2019-nCoV dapat terjadi selama masa inkubasi.
Masa inkubasi dapat berlangsung selama 14 hari. Untuk diketahui, masa inkubasi adalah periode yang berlangsung antara pajanan terhadap patogen, hingga gejala pertama kali muncul.
Dalam konferensi pers pada Minggu (26/1/2020), Ma mengatakan bahwa orang yang asimtomatik (pasien tidak menyadari gejala apapun) juga dapat menularkan dan menyebarkan virus corona ke orang lain.
Baca juga: Kemenkes: Pakaian dan Makanan Impor Bukan Media Penyebar Virus Corona
Hal ini yang juga membuat virus corona sulit dihentikan penyebarannya.
"Saat ini laju perkembangan epidemi sangat cepat. Saya khawatir ini akan berlangsung selama beberapa waktu dan jumlahnya terus meningkat," ungkapnya seperti dilansir Business Insider, Minggu (26/1/2020).
Satu orang menginfeksi 2-3 orang lain
Sementara itu, tim ahli dari Imperial College London menemukan, seorang yang memiliki virus corona dalam tubuhnya dapat menularkan ke 2-3 orang lain.
Analisis tersebut berdasar perhitungan jumlah wabah awal di Wuhan dan pemodelan komputasi lintasan epidemi yang potensial.
Jika perhitungan ini benar, langkah-langkah pengendalian harus dapat memblokir lebih dari 60 persen transmisi agar efektif mengendalikan wabah 2019-nCoV.
Hal ini diyakini tim ahli Imperial College sangat mungkin dilakukan. Pasalnya, berdasar pengalaman menghadapi wabah corona SARS dan MERS.
Kemudian apakah transmisi wabah berlanjut, hal ini tergantung pada efektivitas langkah-langkah pengendalian virus corona yang diterapkan di China dan daerah yang terkena dampak.
Dengan belum adanya obat dan vaksin antivirus, kontrol bergantung penuh pada detekti dan isolasi kasus.
"Identifikasi dan pengujian kasus-kasus potensial perlu dilakukan seluas mungkin, termasuk melakukan identifikasi, pengujian, dan isolasi kasus-kasus yang diduga hanya memiliki penyakit ringan sampai sedang (misalnya influenza)," tulis ahli dalam laporannya di laman resmi Imperial College London.
Baca juga: Lawan Corona, Kemenkes Akan Periksa Penumpang China di Pesawat dan Kapal
Tentang virus corona Wuhan
Gejala coronavirus antara lain hidung tersumbat, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, dan demam.
Seseorang yang terkena coronavirus dapat memiliki gejala kecil dan terserang flu atau mengembangkan kondisi yang lebih parah atau mengancam jiwa seperti pneumonia.
Hingga Senin (27/1/2020), virus corona Wuhan telah menewaskan 81 orang dan menginfeksi lebih dari 2.744 orang di China.
Virus ini pun telah menyebar ke 12 negara lain, yang kebanyakan berasal dari turis China atau warga yang baru pulang dari China.
12 negara itu antara lain Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Singapura, Nepal, Perancis, Australia, Malaysia, Kanada, dan AS.
Sampai saat ini, ahli di dunia masih berusaha membuat tes kesehatan yang bisa digunakan untuk mendeteksi 2019-nCoV dengan tepat.
Virus corona Wuhan bukan satu-satunya infeksi virus yang menular sebelum seseorang menunjukkan gejala.
Menurut National Health Service di Inggris, penyakit seperti cacar air dan semua jenis flu dapat menular sebelum seseorang menunjukkan gejala apapun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.