Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tubuh Manusia: Kenapa Gigi Sensitif terhadap Rasa Sakit?

Kompas.com - 28/01/2020, 08:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Gigi manusia terbilang sangat kuat, bahkan akan tetap menempel di tempatnya saat manusia sudah meninggal.

Jika diadu dengan tulang, gigi masih jauh lebih kuat dan lebih keras.

Namun anehnya, kalau gigi adalah bagian terkuat dari tubuh manusia, kenapa gigi sangat sensitif terhadap rasa sakit?

Dilansir Live Science, sebenarnya ada alasan bagus di balik sifat sensitif gigi terhadap rasa sakit.

Baca juga: Kristal Kuno Australia Ungkap Misteri Medan Magnet Pertama Bumi

Sakit adalah mekanisme pertahanan yang muncul ketika gigi rusak. Ini seperti tanda agar kita segera melakukan sesuatu untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

"Misalnya, Anda makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin. Makanan seperti ini akan membuat gigi cukup lelah dan jaringan di bawahnya terbuka. Inilah yang kemudian menyebabkan rasa sakit dan membuat kita berhenti mengonsumsi makanan yang terlalu panas atau dingin. Jadi ada baiknya untuk kita. Ini adalah mekanisme perlindungan yang lebih dari segalanya," kata Julius Manz, direktur program kebersihan gigi di San Juan College, Farmington, New Mexico.

Jika kita tidak merasakan sakit gigi dalam situasi tersebut, Manz berkata, mungkin itu karena kita terus memaksa mengunyah makanan. Padahal, kebiasaan ini dapat merusak gigi.

Manz mengingatkan, gigi manusia tak seperti hiu atau buaya, yang kalau patah bisa diganti.

Jika gigi kita rusak, maka gigi akan berlubang dan menimbulkan masalah lain lagi.

Bagian gigi yang sakit

Gigi memiliki tiga lapisan, hanya satu di antaranya - lapisan gigi paling dalam - yang bisa sakit.

Lapisan paling dalam dari gigi itu disebut pulpa dan mengandung pembuluh darah dan saraf.
Rasa sakit adalah satu-satunya sensasi di mana saraf di pulpa merespons, kata Manz.

Sebagai contoh, orang dengan sensitivitas gigi mudah mengeluh sakit. Misalnya, sakit gigi yang dipicu oleh panas atau dingin, saraf di pulpa tidak merasakan suhu.

Lapisan berikutnya bernama dentin. Dentin tidak memiliki saraf, tapi mengandung cairan yang bergerak ketika gigi bergerak, dan pulpa dapat merasakan pergerakan cairan itu.

Lapisan ketiga, terluar adalah enamel putih keras gigi, yang tidak hidup sehingga tidak dapat merasakan apa pun.

Meskipun pulpa adalah satu-satunya bagian gigi yang mengandung saraf, pulpa bukan satu-satunya sumber rasa sakit gigi.

Ligament periodontal, yang menempelkan gigi ke tulang rahang dan merasakan posisi gigi saat kita mengunyah, juga bisa merasakan sakit.

"Siapa pun yang menjalani perawatan ortodontik akan memberi tahu Anda gigi mereka sakit. Sensasi itu berasal dari ligamen periodontal," kata Manz.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia : Kenapa Ngiler Jadi Kebiasaan saat Tidur?

Dengan pulpa dan nyeri ligamen periodontal, mungkin sulit bagi orang untuk mengetahui dari mana rasa sakit gigi mereka berasal.

Untuk mengetahui dari mana rasa sakit berasal, hal ini bisa dijawab oleh dokter gigi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com