Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Korban, Pakar China Sebut Virus Corona Bisa Ditularkan Lewat Mata

Kompas.com - 26/01/2020, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah ramainya perbincangan tentang virus corona Wuhan atau Novel coronavirus (2019-nCoV), bagaimana penyebarannya masih menjadi teka-teki.

Seorang ahli pernapasan China yang juga terinfeksi 2019-nCoV saat mengunjungi Wuhan pekan lalu menduga dirinya terinfeksi virus tersebut melalui mata.

Dikatakan Wang Guangfa, spesialis pernapasan dari RS Universitas Peking di Beijing, perlindungan mata yang tidak memadai mungkin menjadi penyebab dirinya terinfeksi.

Wang yang dulu juga pernah membantu memerangi SARS di China pada 2003 itu mengatakan, dia tidak menggunakan pelindung mata yang memadai saat mengunjungi klinik demam atau bangsal isolasi di Wuhan.

Baca juga: Pasien RSPI Sulianti Saroso Negatif Virus Corona, tapi Mengidap ISPA

"Kami semua sangat waspada dan menggunakan masker N95. Namun kemudian saya menyadari bahwa semua tim medis tidak menggunakan kacamata pelindung," ujar Wang seperti dilansir South China Morning Post, Kamis (23/1/2020).

Dia mengatakan, setelah kembali ke Beijing, mata kirinya mengalami konjungtivitas atau memerah akibat peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam (konjungtiva mata).

Dua sampai tiga jam setelah itu, dia mulai terserang demam dan radang selaput lendir hidung.

Wang mengatakan, dia awalnya mengira hanya terkenda flu biasa. Pasalnya, dia tidak melihat pasien di Wuhang yang mengalami konjungtivitas.

Namun, perawatan untuk mengobati flu dikatakan Wang tak efektif menyembuhkan sakitnya. Dia justru terus mengalami demam intermiten, yakni suhu badan turun dari suhu normal selama beberapa jam dalam satu hari.

Wang akhirnya menjalani tes 2019-nCoV, dan hasilnya positif.

Wang mengatakan, penjelasan paling mungkin adalah virus menginfeksi dirinya melalui mata.

Sementara itu, Li Lanjuan, anggota panel ahli senior Komisi Kesehatan Nasional yang mengunjungi Wuhan telah menyarankan semua tenaga medis yang turun ke lapangan untuk menggunakan kacamata pelindung, mengingat mere ka melakukan kontak langsung dengan pasien demam. Sementara untuk warga sipil, cukup hanya menggunakan masker wajah.

Li Lanjuan juga berkata, saat ini para peneliti tengah meneliti dan meramu vaksin yang tepat untuk memerangi 2019-nCoV.

Baca juga: Studi Ungkap Bagaimana Virus Corona Wuhan Menginfeksi Manusia

Otoritas kesehatan China mengumumkan, pada Sabtu (25/1/2020) terdapat lebih dari 2.000 kasus pneumonia Wuhan di China dan belasan negara lain.

Berikut daftarnya seperti dilansir CNet:

  1. China: 1.985 kasus terinfeksi 2019-nCoV
  2. Thailand: 7 terinfeksi 2019-nCoV
  3. Australia: 4 terinfeksi 2019-nCoV
  4. Malaysia: 3 terinfeksi 2019-nCoV
  5. Singapura: 3 terinfeksi 2019-nCoV
  6. Perancis: 3 terinfeksi 2019-nCoV
  7. Vietnam: 2 terinfeksi 2019-nCoV
  8. Jepang: 3 terinfeksi 2019-nCoV
  9. Korea Selatan: terinfeksi 2019-nCoV
  10. AS: 2 terinfeksi 2019-nCoV
  11. Nepal: 1 terinfeksi 2019-nCoV
  12. Kanada: 1 orang diduga terinfeksi 2019-nCoV
  13. Taiwan: 1 orang terinfeksi 2019-nCoV

Sementara itu, pasien berinisial R (35) yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso dinyatakan tidak terjangkit virus Corona.

Hal itu disampaikan Direktur Medik dan Keperawatan RSPI Sulianti Saroso dr Diany Kusmowardhani.

"Pasien tersebut bukan suspect nCoV. Hasil pemeriksaan PCR menunjukkan negative virus Corona," kata Diany saat dikonfirmasi, Minggu (26/1/2020).

Namun, tidak disebutkan kondisi terakhir dari pasien yang dirawat di ruang isolasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com