Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Pemandangan Unik Kanopi Hutan itu Crown Shyness

Kompas.com - 22/01/2020, 13:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Saat jalan-jalan di hutan pinus, ada pemandangan unik yang selalu menarik saat mendongak ke atas. Seakan berada di bawah atap hutan, pemandangan kanopi ranting pohon ini disebut Crown shyness.

Fenomena crown shyness ini tampak ketika puncak-puncak pohon saling menghindar, menciptakan garis pemisah dan batas di langit.

Melansir Mother Nature Network, Rabu (22/1/2020), awalnya, para ahli tidak yakin mengapa fenomena alami ini terjadi.

Akan tetapi, setelah mempelajarinya selama beberapa dekade, ada beberapa teori yang dapat menjelaskan fenomena unik ini.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Sebenarnya, Berapa Umur Bumi?

Para ahli memperkirakan fenomena ini terjadi karena persaingan untuk mendapatkan cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis.

Pohon memiliki sistem yang canggih dalam mengukur ketepatan cahaya dan waktu. Mereka mengetahui apakah cahaya datang dari matahari atau jika dipantulkan dari daun.

Itu adalah cara pohon untuk mengoptimalkan paparan cahaya matahari untuk semua yang ada di bawah kanopi. 

Crown shyness berfungsi sebagai bentuk pertahanan antara pesaing dengan opsi terbatas.

Alasan lain yang memungkinkan munculnya crown shyness ini adalah untuk mencegah penyebaran serangga berbahaya dan larva dari mereka yang dapat memakan daun pohon.

Baca juga: Hutan Purba Berusia 385 Juta Tahun Ditemukan di New York

Lalu di mana biasanya fenomena crown shyness ini muncul?

Crown shyness terjadi pada banyak spesies pohon, seperti pohon bakau hitam, pohon kapur barus, eucalyptus, cemara sitka dan larch Jepang. Sedangkan di Indonesia, crown shyness sering muncul di kawasan hutan pinus.

Jarak antar tanaman dapat terjadi antara spesies yang berbeda, spesies yang sama atau bahkan dalam pohon yang sama.

Fenomena crown shyness tidak selalu terjadi, bahkan bisa terjadi di hutan mana pun. Namun, crown shyness kebanyakan terlihat di hutan-hutan tropis, yang cenderung memiliki kanopi yang lebih rata.

Smithsonian menggambarkan crown shyness sebagau sebuah teka-teki gambar dengan latar lampu raksasa. Garis tipis dan terang mengisolasi setiap pohon dari yang lain.

Steve Yanoviak, seorang peneliti dari Smithsonian Tropical Research Institute di Panama mengatakan crown shyness membantu setiap pohon untuk berpikir sebagai pulau individual di hutan.

"Pulau-pulau itu masih terhubung melalui jaringan tanaman yang merambat pada kayu yang dikenal dengan nama Liana, yang bertindak seperti jaringan telepon," jelas Yanoviak.

Secara umum, crown shyness menunjukkan pulau yang lebih besar memiliki lebih banyak spesies pohon, daripada pulau yang lebih kecil.

Penelitian Yanoviak menunjukkan hal yang sama berlaku juga di pohon. Misalnya pohon dengan liana yang memiliki lebih dari 10 spesies semut. Sedangkan pohon tanpa jalur komunikasi adalah rumah bagi lebih sedikit semut.

Baca juga: Kebakaran Australia: Ini Misi Penyelamatan Pohon Pinus Dinosaurus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com