Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Temuan Arkeologi di Indonesia dalam Satu Dekade Terakhir

Kompas.com - 16/01/2020, 20:32 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama satu dekade ini, para ahli berhasil menggali sejumlah temuan yang memberikan kontribusi dan pengetahuan baru bagi dunia arkeologi di Indonesia.

Sejarah umat manusia masih menyimpan banyak misteri yang belum terungkap.

Hingga kini para ahli dari berbagai negara terus menggali bukti-bukti baru yang dapat memberikan pemahaman terhadap kehidupan manusia di masa lalu.

Di Indonesia, cukup banyak temuan-temuan bersejarah yang memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat. Seperti misalnya, di akhir 2019 lalu sebuah lukisan dinding ditemukan sebuah goa di Sulawesi Selatan.

Bukan sembarang lukisan, sebab lukisan tersebut diperkirakan berusia 44.000 tahun. Berdasarkan peneliti, lukisan itu merupakan kisah perburuan tertua di dunia.

Pada dinding tergambar seekor hewan yang diyakini sebagai anoa, hewan khas Sulawesi, yang sedang diburu oleh sekelompok manusia dengan memakai tombak serta tali.

Tapi bukan hanya itu saja, masih ada temuan-temuan lain yang tak kalah penting. Berikut beberapa yang telah Kompas.com rangkum untuk Anda:

Baca juga: Belum Ada Kulkas, Manusia Purba Sudah Simpan Makanan Buat Besoknya

1. Artefak Perhiasaan Nenek Moyang

Peneliti dari Universitas Griffith berhasil menemukan sisa-sisa peninggalan bernilai seni tinggi di Leang Bulu Bettue, sebuah goa di Sulawesi.

Artefak tersebut berupa kalung, manik-manik yang terbuat dari tulang belulang hewan-hewan. Temuan tersebut diperoleh dari penggalian arkeologi antara 2013 hingga 2015.

Arkeolog memperkirakan artefak itu berumur 22.000-30.000 tahun. Temuan tersebut menunjukkan kalau tradisi bersolek dan berkesenian telah ada di Sulawesi sejak dahulu.

Temuan itu telah dipublikasikan, Senin (3/4/2017) dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences.

Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional, E Wahyu Saptomo (kiri) dan Jatmiko (kanan), mengamati replika tengkorak Homo floresiensis atau manusia Liang Bua, Selasa (16/12/2014), di Kantor Pusat Arkeologi Nasional, Jalan Raya Condet, Pejaten, Jakarta. Selain Wahyu dan Jatmiko, dua arkeolog lain, yaitu Rokus Awe Due dan Thomas Sutikna, turut menemukan kerangka manusia kerdil asal Flores, NTT, ini. Akhir tahun lalu, keempat ilmuwan tersebut masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh 2014 menurut Thomson Reuters. KOMPAS/Aloysius Budi Kurniawan Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional, E Wahyu Saptomo (kiri) dan Jatmiko (kanan), mengamati replika tengkorak Homo floresiensis atau manusia Liang Bua, Selasa (16/12/2014), di Kantor Pusat Arkeologi Nasional, Jalan Raya Condet, Pejaten, Jakarta. Selain Wahyu dan Jatmiko, dua arkeolog lain, yaitu Rokus Awe Due dan Thomas Sutikna, turut menemukan kerangka manusia kerdil asal Flores, NTT, ini. Akhir tahun lalu, keempat ilmuwan tersebut masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh 2014 menurut Thomson Reuters.

2. Kisah Si Hobbit, Manusia Kerdil dari Flores

Indonesia menjadi perhatian dunia saat ilmuwan menemukan manusia kerdil (Homo floresiensis). Tingginya hanya sekitar 1,1 meter dan diperkirakan hidup di pulau Flores antara tahun 190.000 hingga 50.000 tahun lalu.

Perawakannya yang kecil itu membuat peneliti kemudian menjulukinya Hobbit, salah satu tokoh dalam cerita Lord of The Ring yang punya tubuh mini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com