KOMPAS.com - Isu Keraton Agung Sejagat sedang menjadi bahan pembicaraan di antara masyarakat.
Pasalnya, berbarengan dengan klaim Toto Santoso Hadiningrat dan Dyah Gitarja sebagai raja dan ratu Keraton Agung Sejagat (KAS), muncul klaim-klaim luar biasa lainnya soal Keraton Agung Sejagat.
Sebagai contoh adalah klaim sebagai penerus Kerajaan Majapahit dan Pentagon adalah milik Keraton Agung Sejagat.
Fenomena ini pun membuat banyak orang geleng-geleng kepala karena gagal paham.
Baca juga: Viral Keraton Agung Sejagat, Sejarawan Bantah Klaim Penerus Majapahit
Menurut Dosen Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Fuji Riang Prastowo, isu Keraton Agung Sejagat bukan hal yang baru terjadi di dunia dan harus dilihat dari konteksnya.
Pertama, adalah konteks di mana kasus seperti ini terjadi, yaitu di Indonesia atau di luar negeri.
Fuji mengatakan, beberapa masyarakat menginginkan apa yang disebut dengan "bayangan ideal" masyarakat yang utopis dari kondisi faktual yang mereka alami.
Utopis yang dimaksud ialah khayalan di mana orang memimpikan suatu tata masyarakat dan tata politik yang hanya bagus dalam gambaran, tetapi sulit untuk diwujudkan.
Ini bisa menjelaskan kasus-kasus "micronations" (negara-negara mikro) di Eropa dan Amerika.
Sementara itu, untuk KAS yang berkonteks di Indonesia, maka ada dua sisi yang harus dilihat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.