Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Justin Bieber Kena Lyme Disease, Penyakit Ini Bisa Menyerang di Mana?

Kompas.com - 10/01/2020, 13:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber WebMD


KOMPAS.com - Setelah Justin Bieber mengumumkan penyakitnya, lyme disease menjadi populer dan menjadi perhatian banyak orang.

Bieber mengungkapkan, dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini terhadap tubuh cukup serius.

Di antaranya dapat memengaruhi kulit, fungsi otak, energi, hingga kesehatan secara menyeluruh.

Penyakit lyme disease, melansir Medical News Today, merupakan penyakit yang disebabkan oleh kutu.

Baca juga: Justin Bieber Mengaku Didiagnonis Idap Lyme Disease

Jenis kutu yang paling banyak sering menjadi biang dari penyakit ini adalah kutu rusa.

Kendati demikian, pada kebanyakan orang penyakit ini dapat sembuh dengan cepat. Namun, beberapa juga dapat mengalami kondisi lyme kronis.

Di mana penyakit ini dapat ditemui?

Melansir Web MD, Cleveland Clinic infectious disease specialist, Alan Taege mengatakan, infeksi ini lebih sering terjadi pada laki-laki.

Umumnya, dapat menyerang mereka dengan rentang usia 15 tahun, dan antara usia 40 tahun hingga 60 tahun.

"Mereka adalah orang-orang yang biasanya bermain di luar dan pergi berkemah, berburu, aaupun hiking," jelas Taege.

Aucott menambahkan, infeksi lyme juga dapat terjadi pada remaja yang lebih tua dan mereka yang berusia 20 tahunan.

"Infeksi lyme terjadi karena ditularkan," imbuh Aucott.

Mungkin di Indonesia, penyakit yang diderita Justin Bieber terdengar asing.

Sebab, penyakit ini umumnya ditemukan di New England, negara-negara bagian di Atlantik Tengah dan sebagian Midwest.

Sebanyak 95 persen kasus lyme disease pada 2016 dilaporkan, penyakit ini muncul di 14 negara bagian, yaitu Connecticut, Delaware, Maine, Maryland, Massachusetts, Minnesota, New Hampshire, New Jersey, New York, Pennsylvania, Rhode Island, Vermont, Virginia, dan Wisconsin.

Kemudian kasus serupa juga muncul di Ohio, Indiana, dan Michigan, ketiga rentang kutu rusa ini menyebar ke arah barat.

Cuaca pengaruhi penyebaran penyakit

Kasus lyme disease tertinggi pernah terjadi pada 2016, setidaknya 9.000 orang terinfeksi penyakit tersebut.

Kasus tersebut dilaporkan terjadi di Pennsylvania, disusul New Jersey dengan temuan kasus mencapai lebih dari 3.300 kasus.

Baca juga: Justin Bieber Didiagnosis Idap Lyme Disease, Penyakit Apa Itu?

Sementara itu, di wilayah Amerika Serikat bagian selatan yang lebih rentan pada cuaca panas, kutu cenderung akan berada di bawah daun dan tidak akan naik ke atas untuk mencari makan.

"Kutu tidak menyukai kondisi (habitat) yang kering," kata Direktur Johns Hopkins Lyme Disease Clinical Research Center, John Aucott, di Baltimore.

Para ilmuwan mengungkapkan berbagai penyebab penyebaran infeksi lyme. Di antaranya reboisasi, terutama di bagian timur laut Amerika Serikat. Di wilayah itu lyme disease lebih umum ditemukan. 

Faktor lain yang memengaruhi ekspansi kutu pembawa vektor lyme ini didorong oleh adanya perubahan iklim dan suhu ekstrem.

Selain itu, lebih banyak eksposur ke rusa ekor putih, yang merupakan inang favorit bagi kutu berkaki hitam.

Kendati demikian, potensi penularan lyme ini pada manusia lebih mungkin ditularkan oleh rusa dan tikus putih.

"Karena interaksi kedua hewan ini lebih dekat dengan manusia, ketika habitat mereka menghilang," jelas Taege.

Taege mengatakan, cuaca yang hangat atau musim dingin ringan dapat membawa orang beraktivitas di luar. Hal ini dapat meningkatkan peluang digigit kutu pembawa lyme.

Pemanasan global atau tidak, beberapa negara memiliki bulan-bulan musim panas yang panjang yang lebih hangat.

"Pada musim tersebut, orang-orang akan cenderung berada di luar ruangan. Kami juga melihat perluasan (kutu) tempat vektor tinggal," imbuh Taege.

Baca juga: Lyme Disease, Penyakit yang Disebabkan Kutu, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com