Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovator Manakah Anda, Konseptual atau Eksperimental?

Kompas.com - 31/12/2019, 12:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daya kreativitas tak hanya identik dengan kaum muda. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan usia lanjut (orangtua) juga bisa kreatif.

Sebuah studi terbaru dilakukan oleh para profesor ekonomi di Ohio State University dan University of Chicago. Mereka menyimpulkan da dua jenis puncak kreatif yang terjadi pada usia yang berbeda.

"Banyak orang pecaya bahwa kreativitas secara ekslusif terkait dengan pemuda, tetapi hal itu sebenarnya tergantung pada jenis kreativitas apa yang Anda bicarakan," kata pemimpin penulis studi dari Ohio State University, Bruce Weinberg, seperti yang dikutip dari Mother Nature Network, Selasa (31/12/2019).

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam De Economist, ada dua jenis inovator yaitu konseptual dan eksperimental.

Baca juga: Tren Milenial: Satu Jualan Jilbab Semua Jualan Jilbab, Kurang Inovasi

Weinberg dan rekan penelitinya David Galenson dari University of Chicago menyatakan bahwa mereka yang cenderung melakukan perkerjaan terbaik mereka di usia 20-an adalah inovator konseptual.

Sedangkan, mereka yang melakukan hal terbaiknya dalam pekerjaan atau produktivitas kegiatan pada usia 50-an adalah inovator eksperimental.

Perbedaan inovator konseptual dan eksperimental

Inovator yang lebih muda dan konseptual dipandang sebagai pemikir kreatif yang idenya menantang status quo. Gagasan yang mereka buat, secara praktik seni dan sains tertentu, dilakukan dengan praktis dan dirasakan menggeser paradigma.

Sementara inovator eksperimental biasanya dipandang sebagai yang lebih tua, yang membangun inovasi di atas fondasi para pemikir besar masa lalu, norma-norma mapan dan metode mereka sendiri.

Para inovator ekperimental ini mengubah ide dari waktu ke waktu berdasarkan pengalaman, menciptakan kembali diri mereka sendiri dan keahlian mereka sepanjang jalan hidupnya.

Hubungan di antara kedua model kreativitas ini adalah bagaimana cari inovator menemukan inspirasinya.

Ide-ide inovator konseptual tampaknya dipicu oleh stimulan atau rangasangan inspirasi yang tiba-tiba dan timbul menjadi inovasi yang baru.

Sementara itu, para inovator eksperimental perlahan-lahan mengolah ide kreatif dari inspirasi pengalamannya sendiri, yang terlihat unik bagi dirinya sendiri di kemudian hari. 

Contoh inovator konseptual

Para peneliti berpendapat bahwa penyair dan pelukis seperti TS Elliot dan Picasso membuat kontribusi artistik mereka yang paling penting ketika mereka masih muda. Kontribusi itu juga yang secara radikal mengubah sastra dan lukisan.

Selain itu, Albert Einstein juga dikatakan sebagai seorang inovator konseptual, yang karya awalnya mengubah dunia ilmiah.

Contoh inovator eksperimental

Ilmuwan Charles Darwin mengembangkan teorinya yang paling inovatif saat tidak usianya tidak lagi muda. Menurut para peneliti Darwin termasuk inovator eksperimental.

Teori evolusi dari Darwin telah dikembangkan selama bertahun-tahun melalui proses coba-coba yang sangat teliti, sebelum dipublikasikan ke dunia dan diketahui masyarakat dunia hingga saat ini.

Penulis modernis awal, Virginia Woolf, disebut para peneliti juga sebagai inovator eksperimental. Novelnya yang berjudul "Ny. Dalloway" dirancang dan ditulis pada tahun-tahun terakhir hidupnya. Bahkan, novel tersebut saat ini dianggap sebagai bagian penting dari literatur feminis dan pendalaman aliran kesadaran.

Baca juga: 6 Inovasi yang Akan Mengubah Dunia Menurut Bill Gates

Meskipun demikian, dikatakan para ahli bahwa dari penelitian yang dilakukan tersebut, tidak menutup kemungkinan orang dengan usia yang lebih tua memiliki kemampuan inovasi secara konseptual dan begitupun sebaliknya.

Hal yang ditekankan dari penelitian yang dilakukan oleh Weinberg dan Galenson yaitu, selalu ada ruang kecil untuk terobosan kreatif, berapapun usia Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com