Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/12/2022, 13:56 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.comHari Raya Natal dirayakan oleh seluruh umat kristiani di seluruh dunia. Tak terkecuali pada 106 tahun yang lalu. Bahkan, saat itu, Natal sempat menghentikan perang dunia I.

Pada Hari Raya Natal tahun 1914, ribuan prajurit Inggris, Belgia, dan Perancis menaruh persenjataan mereka. Para prajurit tersebut mendatangi perbatasan di bagian Barat untuk merayakan Natal bersama musuh mereka, prajurit Jerman.

Baca juga: Sejarah Pohon Natal dari Jerman ke Seluruh Dunia

Christmas Truce, begitu nama momen damai tersebut. Sebuah harapan di tengah Perang Dunia I yang kemudian merenggut lebih dari 15 juta jiwa.

Mengutip TIME, Rabu (25/12/2019), Paus Benedictus XV adalah orang yang pertama kali menggagas Christmas Truce. Namun pada masa itu, idenya ditolak oleh pemerintah.

Para sejarawan hingga saat ini masih mencari penggalan-penggalan fakta dari Christmas Truce, karena hingga sekarang, belum ada fakta dan data pasti tentang penyebaran Christmas Truce dan wilayah-wilayah yang terkena dampaknya.

Baca juga: Alasan Natal Dirayakan pada 25 Desember, Menurut Sains

Namun, sekitar dua pertiga dari seluruh prajurit yakni sekitar 100.000 orang ikut serta dalam momen perdamaian bersejarah tersebut.

Beberapa manuskrip dan jurnal menyebutkan bahwa Christmas Truce dimulai dari carol singing pada malam Natal.

“Malam dengan bulan purnama yang sangat indah, salju bertebaran di jalanan, hampir semuanya berselimutkan warna putih,” tutur prajurit Albert Moren dalam jurnalnya yang diabadikan oleh New York Times.

Salah satu prajurit Inggris, Graham Williams, mendeskripsikan Christmas Truce secara lebih jelas.

“Pertama, prajurit Jerman akan bernyanyi lagu Natal mereka dan kami akan menyanyikan salah satu lagu Natal kami. Hingga akhirnya, bersamaan, kami menyanyi ‘O Come, All Ye Faithful’. Prajurit Jerman kemudian menyanyikan lagu yang sama dalam bahasa Latin ‘Adeste Fideles’, Kemudian saya berpikir, ini adalah hal yang hampir mustahil. Dua negara berbeda menyanyikan lagu Natal yang sama di tengah pertempuran.”

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Pohon Natal, Kenapa Harus Cemara?

Keesokan harinya, tepat pada 25 Desember 1914, prajurit Jerman keluar dari persembunyian mereka dan menyahutkan “Merry Christmas” pada lawan mereka. Prajurit lawan menjawab sahutan mereka.

Pada beberapa titik, prajurit Jerman berdiri sambil memegang papan bertuliskan “You no shoot, we no shoot”.

Kemudian pada sisa hari suci tersebut, para prajurit bertukar kado berupa rokok, makanan, juga topi. Christmas Truce juga merupakan momen di mana para prajurit mengubur para kawan mereka yang meninggal di medan peperangan, pada zona perbatasan.

Meski begitu, ada sumber yang menyebutkan bahwa Christmas Truce tidak berlangsung di semua wilayah. Di beberapa titik, perang masih berlangsung. Di beberapa titik damai, perang belum berlanjut sampai Tahun Baru.

Baca juga: Bisakah Natal dan Lebaran Idul Fitri Berlangsung Bersamaan?

Kemudian, Perang Dunia I kembali berlangsung. Lebih masif dan destruktif dibanding sebelumnya.

Meskipun ada beberapa momen damai pada Perang Dunia I, namun tidak ada yang mengalahkan Christmas Truce pada 1914.

“Hal seperti itu (Christmas Truce) seharusnya tidak terjadi di tengah perang. Apakah kalian tidak punya rasa hormat untuk Jerman?”, tutur Adolf Hitler dalam pidato kepada para prajuritnya beberapa waktu kemudian.

Sampai saat ini, Christmas Truce masih diingat sebagai kekuatan harapan dan kemanusiaan di masa-masa paling kelam dalam sejarah. Fiksi mengenai Christmas Truce telah masuk dalam novel anak-anak seperti “War Game” karya Michael Foreman serta natalfilm berjudul “Joyeux Noel” dan “Oh, What a Lovely War!”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com