Selain itu hyga berkaca dengan kebijakan di berbagai negara lainnya yang efektif, serta memilah yang mana tindakan ataupun standarisasi yang paling esensial di Indonesia.
"Kita tidak mengatakan ini dibatasi, tapi mengkaji mana yang esensial mana yang tidak. Contoh tipes, pemeriksaan kuman Salmonella typhi itu menangkal tapi kita akan mengait mana yang lebih esensial secara mutu, sudah cukup, tidak perlu dengan yang lebih tinggi lagi, padahal dengan cost yang hemat dan terkendali itu sudah bagus," ujarnya.
Baca juga: Pemerhati ODGJ Tuntut BPJS Perhatikan Obat Penderita Gangguan Jiwa
Pengkajian tersebut, akan menjadi dasar untuk menentukan mutu yang bagus diterapkan.
Dituturkan Faqih, hal itu disebabkan bahwa mutu pemeriksaan pelayanan kesehatan memiliki pola kasus dari A sampai Z yang harus dipertimbangkan dan diperhitungkan kembali dari yang esensial (pokok utama).
"Karena bisa jadi, yang dicover saat ini oleh BPJS itu ada yang kurang tepat. Jadi ada yang esensial (pokok utama) malah tidak dicover, dan yang kurang esensial justru ada, jadi ini mau meluruskan itu, biar tepat ke masyarakat Indonesia ini seperti apa," kata dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan