Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Sebut Hipertensi Anak Jadi Masalah Kesehatan Kesehatan Global

Kompas.com - 22/12/2019, 18:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu faktor risiko utama dari angka mortalitas (kematian) yang tinggi di dunia dari Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah hipertensi.

Hal ini disampaikan Prof Dr dr Partini Pudjiastuti SpA(K) MM(Paed) dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Prevalensi hipertensi pada dewasa di berbagai negara telah banyak dilaporkan, namun data epidemiologik mengenai prevalensi dan beban absolut akibat hipertensi pada anak dan remaja masih jarang diperhitungkan.

Hipertensi pada anak

Dituturkan Pudji, hipertensi pada anak dan remaja merupakan masalah kesehatan global yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang meningkat.

Studi pada populasi anak dan remaja berusia 8-17 tahun menunjukkan peningkatan kejadian hipertensi sebesar 38 persen dibandingkan dengan data dua dekade sebelumnya, namun hal ini seringkali kurang mendapat perhatian yang memadai.

Orangtua pasien sering kali heran ketika mengetahui tekanan darah anaknya tinggi, sementara di sisi lain pemeriksaan tekanan darah pada anak belum menjadi pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh petugas kesehatan.

"Perhatian terhadap masalah hipertensi pada anak dan remaja harus lebih ditingkatkan," ujar Partini.

Setidaknya terdapat empat alasan penting yang mendasari pernyataan Pudji tersebut.

1. Telah terjadi peningkatan epidemiologi hipertensi dengan meningkatnya epidemi obesitas.

2. Anak dengan hipertensi mempunyai risiko empat kali lebih besar untuk menderita hipertensi pada masa dewasa.

3. Kerusakan organ dan proses aterosklerotik pada pembuluh darah, sebagai akibat hipertensi, telah mulai sejak masa anak dan menetap sampai dewasa.

4. Angka kejadian obesitas pada anak dan bayi berat lahir rendah yang meningkat.

Data hipertensi di Indonesia

Data nasional tahun 2018 di Indonesia menunjukkan prevalensi hipertensi pada dewasa meningkat 1,5 kali dalam kurun waktu lima tahun, sedangkan hipertensi pada remaja usia 15-18 tahun didapatkan sebesar 18,9 persen.

Sedangkan kondisi hipertensi pada anak usia kurang dari 15 tahun di Indonesia, secara angka nasional kejadian hipertensi pada populasi anak usia ini di Indonesia, sampai saat ini belum ada.

"Melihat peningkatan prevalensi hipertensi pada dewasa dan tingginya angka hipertensi pada remaja, dapat disimpulkan bahwa masalah hipertensi pada anak di Indonesia, juga mengalami eskalasi dan perlu mendapat perhatian," kata dia.

Eskalasi masalah hipertensi pada anak dan remaja di Indonesia, ditunjang dengan data yang menunjukkan tingginya perilaku berisiko hipertensi pada kelompok umur ini, sebagai berikut.

Prevalensi anak usia 10-18 tahun yang merokok sebesar 9,1 persen dengan rerata 8,65 batang rokok perhari, 0,3 - 3,7 persen mengkonsumsi minuman beralkohol, dan 49-64 persen mempunyai aktivitas fisis yang kurang.

Sementara itu sebagian besar penduduk berusia di atas lima tahun mengkonsumsi buah atau sayur yang kurang, 26-30 persen mengkonsumsi makanan tinggi garam dan 11-75 persen mengkonsumsi makanan mengandung bumbu penyedap.

Ditambah lagi dengan data yang menunjukkan obesitas pada 9,2 persen anak berusia 5-12 tahun, 4,8 persen anak usia 13-15 tahun, dan 4 persen remaja usia 16-18 tahun.

"Prematuritas dan bayi berat lahir rendah juga merupakan faktor risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada anak," kata dia.

Identifikasi faktor risiko hipertensi anak

Untuk mengidentifikasi faktor risiko hipertensi pada anak dan remaja, kata Pudji, diperlukan program terintegrasi dalam rangka pendidikan dan promosi kesehatan di tingkat sekolah melalui Usaha Kesehatan Sekolah.

Program terintegrasi berbasis masyarakat dan keluarga dengan program posyandu bagi remaja juga diperlukan untuk mengidentifikasi perilaku berisiko hipertensi dan skrining hipertensi pada remaja.

Demikian pula perlu dimulai program promotif dan preventif di fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas untuk mengukur tekanan darah secara rutin pada anak mulai usia tiga tahun.

Tanpa program yang nyata, komprehensif, dan berkesinambungan dalam mengidentifikasi dan mengintervensi faktor risiko hipertensi pada anak dan remaja, maka dalam waktu tidak lama lagi masalah penyakit kardiovaskular akan menjadi masalah utama di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau