Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Hepatitis A, Ini 3 Penyakit Harus Diwaspadai pada 2020

Kompas.com - 21/12/2019, 12:05 WIB
Amalia Zhahrina,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kota Depok baru saja menyatakan KLB (Kejadian Luar Biasa) terhadap maraknya kasus hepatitis A menjelang akhir tahun ini. Meski jumlahnya kini telah berkurang, hepatitis A masih tetap harus diwaspadai.

Namun, fokus masyarakat tidak boleh hanya tertuju pada hepatitis A saja. Menurut Dr. Nina Dwi Putri, Sp. A-K, MSc, Spesialis Dokter Anak, terdapat tiga penyakit yang sangat disoroti pada 2019 dan masih perlu diwaspadai hingga tahun-tahun berikutnya:

1. Difteri

Penyakit difteri merupakan infeksi yang menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae. Penyebarannya melalui udara, peralatan rumah tangga yang terkontaminasi, dan menyentuh luka orang yang terinfeksi difteri.

Nina mengungkapkan, penyakit yang menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) ini selalu menimbulkan kasus baru setiap bulan, khususnya pada tahun 2019 ini.

“Di media nasional menampilkan outbreak (difteri) terbaru di medan. Setiap bulan selalu ada kasus barunya” ujarnya saat ditemui dalam acara National Media Briefing on Hepatitis A yang diadakan di RS Universitas Indonesia bersama Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI) di Kota Depok (19/12/2019).

Baca juga: Fokus Tangani KLB, Bio Farma Tunda Ekspor Vaksin Difteri

2. Polio

Polio atau poliomyelitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat sehingga dapat mengakibatkan kelumpuhan pada otot sementara maupun permanen.

Nina menjelaskan, walaupun kini kasus polio hanya berada di Papua, namun kita harus tetap waspada karena terdapat negara di sekitar Indonesia yang mengalami KLB polio seperti Filipina dan Sabah.

“Sabah itu bordernya (perbatasannya) dengan Kalimantan. Jadi ketika melihat border-nya Sabah sama Kalimantan, kita harus cek statusnya dan cangkupan imunisasi di Kalimantan” ujarnya.

Menurut dia, cakupan imunisasi polio di Kalimantan masih rendah, sehingga harus informasi kasus polio harus ditanggapi dengan serius.

3. Rubella

Mirip dengan campak, rubella merupakan infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Rubella dapat menulari ibu hamil sehingga memungkinkan bayi terlahir tuli atau mengalami kelainan jantung.

Namun, penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan imunisasi vaksin MR (Measles Rubella). Pemerintah menggiatkan program imunisasi ini menjadi dua fase, yaitu di Jawa dan luar Jawa.

Nina mengungkapkan, fase pertama yang dilakukan di Pulau Jawa berhasil 95 persen. Namun, konsiai si luar Jawa jauh berbeda, sehingga menghasilkan skala yang ‘jeblok’ dalam cangkupan imunisasinya.

"Kenapa? karena mungkin informasi tidak tersampaikan, mungkin masalah geografis, dan masalah pengetahuan” tutupnya.

Baca juga: Gejala Infeksi Polio pada Anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com