Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puncak Hujan Meteor Geminid Besok Malam Bisa Terlihat, asal...

Kompas.com - 12/12/2019, 14:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Dalam kasus hujan meteor Geminid, fenomena ini berasal dari rasi bintang Gemini. Inilah kenapa dinamai hujan meteor Geminid.

"Para pengamat masih berpotensi mengoptimalkan peluang untuk melihat hujan meteor Geminid tahun ini, dengan melihat interval pendek antara senja dan bulan terbit," ungkap Lansford.

"Jika bulan berada di atas cakrawala, lihat ke arah berlawanan di mana efek cahaya bulan sangat kecil," imbuh dia.

Diwartakan Space.com, hujan meteor Geminid cenderung cerah dan berwarna pekat.

Puing-puing yang menghasilkan Geminid diperkirakan berasal dari asteroid 3200 Phaethon.

Setiap tahun, antara tanggal 4 sampai 17 Desember, Bumi melintasi jalur orbit Phaethon di sekitar matahari dan beberapa puing yang ditinggalkan asteroid jatuh ke atmosfer Bumi, akhirnya terbakar menjadi meteor.

"Bumi mencapai inti orbit pada 14 Desember. Saat ini kepadatan partikel sangat besar dan banyak hal yang bisa diamati," ujar Lunsford.

Baca juga: Ini 3200 Phaethon, Asteroid Aneh yang Jadi Induk Hujan Meteor Geminid

Phaethon yang berdiameter sekitar 3 mil pertama kali ditemukan oleh Satelit Astronomi Inframerah NASA pada 1983.

Phaethon disebut sebagai salah satu obyek dekat Bumi terbesar yang diklasifikasikan "berpotensi berbahaya" oleh para ilmuwan.

Setiap komet atau asteroid yang orbitnya berada di jarak 30 juta mil dari orbit planet kita digambarkan sebagai obyek dekat Bumi (NEO).

NEO didefinisikan "berpotensi berbahaya" jika diproyeksikan datang dalam 0,05 unit astronomi (4,647,790 mil) Bumi dan diperkirakan berukuran lebih dari 140 meter.

Phaethon merupakan putra dewa matahari Helios dalam mitologi Yunani yang dikisahkan kehilangan kendali saat mengendarai kuda dan hampir membuat Bumi terbakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com