Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hepatitis A yang Mewabah di Depok, dari Gejala sampai Pencegahan

Kompas.com - 05/12/2019, 17:03 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit hepatitis A menjadi perhatian masyarakat Indonesia usai menginfeksi puluhan murid dan guru di SMPN 20 Depok dan beberapa sekolah lainnya.

Dilansir dari artikel Kompas.com, Kamis (5/12/2019); hingga tanggal 3 Desember 2019, Pemerintah Kota Depok telah menemukan 262 kasus gejala klinis Hepatitis A di Depok dan menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa.

Namun, rupanya penyakit ini masih diliputi oleh banyak pertanyaan. Berikut adalah jawaban untuk beberapa pertanyaan mengenai hepatitis A, seperti dilansir dari berbagai sumber:

1. Apa itu hepatitis A?

Hepatitis A merupakan infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (HAV). Penyakit ini bersifat akut jangka pendek.

Baca juga: Wabah Hepatitis A di Depok, Kemenkes Lakukan Penyelidikan Epidemiologi

2. Bagaimana penularannya?

Virus hepatitis A terdapat pada feses orang yang terinfeksi, sehingga penularannya sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan yang buruk dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) yang kurang.

Virus hepatitis A paling sering ditularkan lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Selain itu, virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual secara anal atau oral.

3. Bagaimana gejalanya?

Gejala infeksi virus hepatitis A cenderung bervariasi. Ada yang tanpa gejala, ada yang demam dan tidak nafsu makan, hingga ada yang mengalami gangguan fungsi hati.

Sekitar 80 persen pasien yang terinfeksi hepatitis A bahkan tidak sadar dirinya sudah terinfeksi.

Gejala awal yang dialami pasien biasanya seperti selesma, yakni pegal linu, mual, muntah, nafsu makan menurun dan lemas.

Seseorang yang terinfeksi hepatitis A juga mungkin merasakan nyeri di perut kanan atas karena adanya peradangan pada liver.

Hasil pemeriksaan laboratorium juga akan menunjukkan adanya peningkatan kadar bilirubin, Serum Glutamic Oxaloacetic Transminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT).

Pemeriksaan antibodi terhadap virus hepatitis A (anti HAV) lantas akan memastikan apakah seseorang benar terjangkit hepatitis A atau tidak.

Baca juga: Wabah Hepatitis A di Depok, Bisakah Berubah Jadi Hepatitis B?

4. Bagaimana penanganannya?

Untungnya, hepatitis A bisa disembuhkan secara total; meskipun menurut situs resmi Badan Organisasi Dunia (WHO), tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini.

Dengan istirahat total yang cukup, serta makanan yang tinggi kalori dan protein, virus akan hilang dengan sendirinya dalam darah.

WHO bahkan menulis bahwa yang paling penting dalam menangani pasien hepatitis A adalah menghindari obat-obatan yang tidak diperlukan.

Dokter pun hanya akan memberikan obat-obatan yang sifatnya hanya untuk menghilangkan gejala, seperti obat anti diare, obat anti demam dan obat anti mual jika memang dibutuhkan. Obat suplemen hati juga terkadang diberikan untuk mengurangi peradangan hati yang terjadi.

Sebaliknya, hanya sebagian kecil pasien yang memerlukan rawat inap, yaitu pasien yang tidak memiliki cukup makan dan minum, mengalami dehidrasi berat dan kekurangan cairan akibat muntah dan diare. Rawat inap diberikan agar pasien mendapat infus cairan dan makanan.

5. Bagaimana pencegahannya?

Dikarenakan penularan hepatitis A sangat bergantung pada kebersihan lingkungan dan PHBS, maka tentunya pencegahan untuk hepatitis A adalah penerapan perilaku hidup bersih.

Perilaku hidup bersih ini termasuk mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah makan atau setelah keluar toilet, mencuci alat makan dengan bersih, memasak makanan dengan baik, menggunakan air bersih dan sebagainya.

Selain itu, pastikan pola makan Anda teratur dan bernutrisi tinggi, serta dapatkan istirahat yang cukup.

Sumber: KOMPAS.com (Dr. Ari F. Syam Sp.Pd/Mela Arnani/Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com