Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langka, Ahli Temukan Seekor Anak Anjing Utuh Berusia 18.000 Tahun

Kompas.com - 29/11/2019, 16:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan menemukan anak anjing prasejarah berusia 18.000 tahun di sekitar sungai Indigirka, timur laut kota terdingin di dunia, Yakutsk.

Anak anjing jantan itu ditemukan pada musim 2018 dan tersimpan di sebuah tanah beku.

Jika kita tak tahu bahwa itu hewan prasejarah, mungkin kita berpikir anjing berbulu cokelat dengan hidung agak mancung itu sedang tidur.

Ya, anak anjing ini terawetkan dengan sangat baik, sehingga kumis, bulu mata, hidung, dan sebagian besar bulu yang menutupi tubuhnya masih utuh. Hanya sebagian tulang rusuk dan tulang belakangnya yang terbuka.

Dilansir Science Alert, Kamis (28/11/2019), penanggalan karbon menunjukkan, anak anjing ini berusia empat tahun ketika mati.

Hingga saat ini, para ahli belum dapat mengidentifikasi penyebab kematiannya. Namun dari posisi tubuh, besar kemungkinan bukan karena sakit.

Meski sudah mengetahui jenis kelamin dan usia, para ilmuwan masih bingung mendeskripsikan spesies apa hewan ini. Apakah benar anak anjing, serigala, atau hewan lainnya.

Baca juga: Rekonstruksi Tengkorak Berusia 600 Tahun, Ini Bentuk Wajah Manusia Zaman Itu

Menurut ahli genetika, ada kemungkinan hewan itu adalah serigala, tapi bisa jadi anjing paling awal di dunia.

"Biasanya mudah membedakan anjing dan serigala," kata ahli genetika David Stanton dari Pusat Palaegonetika di Swedia kepada CNN.

Ilmuwan memperlihatkan gigi Dogor, anak anjing berusia 18.000 tahun yang terawetkan dengan baik. Ilmuwan memperlihatkan gigi Dogor, anak anjing berusia 18.000 tahun yang terawetkan dengan baik.

"Kami memiliki banyak data tentang itu (perbedaan anjing dan serigala), dan dari data itu kita berharap dapat mengetahui jenisnya, apakah itu serigala, anjing, atau yang lain. Namun nyatanya, kami belum dapat mengidentifikasi itu berasal dari populasi yang mana," imbuh dia.

Para ilmuwan menamai anjing kecil itu, Dogor. Nama itu diambil dari bahasa Yakut, bahasa penduduk setempat, yang artinya teman.

Dogor saat ini berada di Rusia. Para ilmuwan hanya mengambil tulang rusuknya untuk dibawa ke Swedia guna melakukan uji genetik lebih lanjut.

Baca juga: Bukti Penyakit Jantung Ditemukan pada Mumi Berusia 4.000 Tahun

Dengan menggali informasi tentang Dogor, para ilmuwan yakin dapat mengungkap pohon evolusi dan mengetahui kapan anjing dan serigala berpisah, kemudian sejak kapan anjing dijinakkan.

"Tampaknya anjing didomestikasi dari garis keturunan serigala yang punah. Jadi itu sebabnya masalah yang sulit untuk dipecahkan untuk memahami di mana dan kapan anjing didomestikasi," kata Stanton kepada Metro.

"Jika kita ingin menemukan jawaban untuk itu, kita perlu melihat sampel kuno. Spesimen seperti Dogor ini yang dapat membantu menjelaskan itu. Tapi kami belum dapat berspekulasi," ungkap Stanton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com