Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Pengalaman Pahit Ayah Pernah Dipenjara, Ciputra Ajari Napi Menjadi Entrepreneur

Kompas.com - 27/11/2019, 17:18 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka pengusaha properti Ciputra pernah berkeinginan untuk merasakan begaimana ke didupan di dalam penjara. Bukan tanpa sebab, Ciputra memang punya pengalaman pahit sekaligus menyedihkan berkait jeruji besi.

Buku biografi Ciputra berjudul "Sisi lain Dr. (HC) Ir. Ciputra: Reportase yang Belum Terungkap" mencatat bahwa ayah Ciputra, Tjie Siem Poe, pernah mendekam di penjara lantaran ditawan penjajah Jepang.

Keberadaan Tjie Siem Poe di penjara pun sempat tak diketahui Ciputra. Bahkan, Ciputra pun tak mengetahui di mana Tjie Siem Poe mendekam dan bagaimana keadaannya.

Baca juga: Ciputra di Mata Pekerja Rumahnya, Sosok Ramah dan Penasihat yang Baik

Kondisi itu merupakan masa tersulit yang pernah Ciputra lewati. Sebab, ia juga harus berpisah dengan ibunya untuk melanjutkan sekolah di SMP yang berada di Gorontalo, SMA di Manado, dan lanjut kuliah di ITB Bandung.

“Saya bisa merasakan, betapa tidak enaknya jika ada keluarga kita yang mendekam di penjara. Hidup saya berubah drastis karena orangtua saya ditahan,” ujarnya kala itu.

Keadaan Tjie Siem Poe di dalam penjara saat itulah yang membuat Ciputra berkeinginan untuk mengetahui kehidupan dan kegiatan di balik jeruji.

Sehingga ia pun memberanikan diri untuk datang ke kantor Kemenkumham di Kuningan, Jakarta Selatan, 29 April 2010.

Baca juga: Ketika Ciputra Menolak Duduk di Sofa Empuk...

Bukan tanpa tujuan, pengusaha properti tersohor ini ingin mengajarkan para napi menjadi seorang entrepreneur, seperti yang sudah ia geluti selama bertahun-tahun.

“Ini bukan hanya mengubah masa depan, tetapi mengubah minat napi agar tidak kembali ke lapas,” ujar Ciputra kepada Patrialis Akbar saat masih menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia kala itu.

Berkaca apa yang pernah dialami ayahnya saat di jeruji penjara, menurut Pak Ci, panggilan akrab Ciputra, para napi butuh perhatian dan bimbingan selama bertahun-tahun hidup di penjara.

Upaya itu guna mencegah kecenderungan napi berbuat kejahatan dan kembali masuk bui.

Sehingga ketika para napi keluar dari penjara, mereka memiliki bekal untuk hidup baru dengan keahlian yang sudah ia miliki.

“Keluar penjara, menghirup udara bebas. Mereka tidak tahu berbuat apa karena sudah bertahum-tahun di penjara, sedangkan tuntutan kebutuhan hidup sangat mendesak. Jadi kecenderungan mantan napi berbuat kriminalitas dan masuk bui lagi bisa terjadi,” katanya.

Baca juga: Jenazah Ciputra Akan Disemayamkan di Artprenuer Kuningan

Hal itu ternyata direspons baik oleh Patrialis. Ciputra langsung mengutus timnya pertama kali ke Lapas Sukamiskin, Bandung pada Juni 2010 lalu.

Dalam kunjungan itu juga ada Kepala Biro Humas dan Hubungan Luar Negeri Martua Batubara. Rombongan itu berdialog dengan Kalapas Sukamiskin Murjito

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com