Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Provinsi Lampung Sabet Rekor Muri Penerima NKV Terbanyak dalam Setahun

Kompas.com - 24/11/2019, 18:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Provinsi Lampung baru mendapatkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pemerintah provinsi yang menerima sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) budidaya unggas petelur terbanyak dalam setahun.

Sertifikasi NKV di Provinsi Lampung, dalam kurun waktu sembilan bulan, telah diberikan kepada 14 peternakan unggas petelur (ayam petelur) yang ada di daerah tersebut.

Pemberian piagam penghargaan MURI tersebut dilakukan bertepatan dengan memperingati Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia (PKAS) 2019 di Lampung, Jumat (22/11/2019).

NKV adalah sertifikat sah terpenuhinya persyaratan higienis sanitasi sebagai kelayakan dasar jaminan keamanan pangan asal hewan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 381/Kpts/OT.140/10/2005.

Baca juga: Bulu Unggas, Rambut, dan Sisik Ternyata Berasal dari Lapisan yang Sama

Dalam kesempatan yang sama dibahas juga mengenai mengenai resisten antimikroba (Antimicrobial Resistance/AMR) yang diyakini juga menjadi bagian kampanye penting dalam penerapan NKV di peternakan.

Pada sektor peternakan, AMR tidak hanya mengancam keberlangsungan kemampuan dalam mengendalikan penyakit infeksi pada ternak, akan tetapi juga mengancam keberlangsungan ketahanan pangan. Terutama keberlangsungan produktivitas sektor peternakan dalam menyediakan sumber pangan hewani bagi masyarakat.

Gubernur Lampung Arinal Djuanidi mengatakan Provinsi Lampung sangat berkomitmen menangani masalah ini. Salah satu upaya adalah pembinaan, pengawasan peredaran, dan penggunaan obat hewan pada ternak melalui sertifikasi Nomor Kontrol Veteriner (NKV) pada unit Usaha Peternakan.

"Sertifikat NKV ini adalah bukti komitmen pemerintah dalam memberikan jaminan keamanan pangan untuk masyarakat. Sampai saat ini di Indonesia baru ada 45 unit usaha Budidaya peternakan yang sudah bersertifikat NKV dan 14 atau 30 persen diantaraya adalah Budidaya Unggas Petelur di provinsi," kata Arinal dalam acara Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia 2019 di Lapangan Gubernur Lampung, Jumat (22/11/2019).

Baca juga: Pengaruh Resisten Antimikroba Bagi Kesehatan Manusia dan Hewan

Penghargaan ini diberikan karena meski terdapat peraturan dari Kementan, hingga tahun 2015 kurang dari 50 NKV yang dikeluarkan pemerintah.

Tetapi di Lampung, meski hanya berkisar sembilan bulan atau kurang dari setahun sertifikasi NKV atas pengajuan dan keinginan para pelaku usaha peternakan khususnya peternakan ayam petelur mendapati 14 NKV.

Hal ini dianggap menjadi kemajuan besar, serta diharapkan menjadi role model untuk dapat dicontoh oleh daerah lain atau para pelaku peternakan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau peternakan profesional ayam petelur milik Haji Kholik di Desa Kambingan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Minggu (17/11/2019).KOMPAS.COM/A. FAIZAL Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau peternakan profesional ayam petelur milik Haji Kholik di Desa Kambingan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Minggu (17/11/2019).

NKV yang dijadikan standarisasi kualitas peternakan ini, juga sebagai komitmen peternak untuk menjaga hasil produk mereka. Agar lebih terjamin dan berkualitas.

Peternak akan menerapkan praktek-praktek peternakan yang baik dan pencegahan serta pengendalian infeksi. Termasuk implementasi biosekuriti 3 zona, vaksinisasi secara tepat, dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca juga: Resisten Antimikroba Jadi Ancaman Terbesar Kesehatan Global

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, Edi Yanto, mengatakan bahwa penghargaan dari MURI yang bertepatan dengan PKAS ini memiliki arti penting untuk Provinsi Lampung.

"Perayaan PKAS 2019 mempunyai arti penting dan sejalan, dengan upaya kita dalam menghasilkan produk peternakan. Terutama telur yang sehat, bebas residu antibiotik, bebas Salmonella dan lain-lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com