Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Tak Ada Bukti Obat Herbal Bisa Sembuhkan Pasien Kanker

Kompas.com - 18/11/2019, 11:23 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah pakar mengungkapkan, obat-obatan herbal yang mengandung ekstrak bawang putih dan jahe bisa menghambat penyembuhan luka pada bagian kulit ketika kanker payudara menyebar.

Oleh karena itu, dalam sebuah pertemuan yang membahas soal kanker, para pasien kanker disarankan untuk memberi tahu dokter mereka jika akan menggunakan produk herbal karena ada beberapa bahan yang bisa menghambat proses pengobatan.

Seorang ahli bedah, Profesor Maria Joao Cardoso, mengatakan, sampai saat ini ia tidak melihat bukti bahwa obat-obatan herbal ataupun krim berhasil menyembuhkan kanker.

Jika merasa ragu-ragu, menurut dia, lebih baik tidak usah mengonsumsinya.

Baca juga: Kisah Intan Khasanah, Lulusan Cumlaude UI yang Bangkit dari Kanker

"Dokter harus lebih proaktif bertanya kepada para pasien mereka, obat-obatan apa lagi yang mereka konsumsi selain pengobatan medis untuk kanker," ujar Profesor Cardoso, kepala ahli bedah payudara di Champalimaud Cancer Centre di Lisbon, Portugal, kepada BBC.

Ia mengatakan, para pasien kanker harus mengonsultasikan dengan dokter mereka terlebih dahulu sebelum mencoba terapi alternatif untuk kanker yang telah menyebar ke kulit.

Cardoso melanjutkan, ada banyak produk yang bisa mengganggu terapi hormon atau perawatan kemoterapi, dan itu berbahaya serta dapat mengakibatkan pembekuan darah dalam waktu lama.

Hal inilah yang membuat penyembuhan luka menjadi sangat lama dan menyebabkan lebih banyak jaringan parut.

Berikut ini adalah kandungan produk herbal yang menurut Prof Maria Joao Cardoso bisa mengakibatkan pembekuan darah:

  • Daun chiretta hijau
  • Daun feverfew
  • Bawang putih
  • Ekstrak daun ginkgo
  • Ginseng
  • Daun hawthorn
  • Buah berangan kuda
  • Kunyit

Lebih banyak kerugiannya

Cardoso mengatakan, dirinya tidak merasa heran bila para pasien mencari pengobatan alternatif agar ada pilihan lain.

Namun, menurut dia, orang-orang juga harus mengetahui bahwa ada lebih banyak kerugian dibandingkan keuntungan yang mereka dapat bila melakukan pengobatan herbal.

"Tujuan tertinggi dalam kedokteran penting untuk diingat: jangan membahayakan," katanya.

Dalam situs webnya, Cancer Research UK, disebutkan beberapa terapi alternatif yang bisa mengganggu perawatan konvensional yang seharusnya berjalan.

Dalam lamannya juga, lembaga itu mengungkapkan bahwa selama pengobatan kanker, para pasien harus menghindari beberapa makanan dan minuman, seperti jeruk bali dan jeruk biasa, karena buah-buahan itu dapat memengaruhi seberapa baik obat kanker dipecah dalam tubuh.

"Bicarakan dengan dokter Anda tentang terapi tambahan yang akan Anda gunakan. Beri tahu mereka sebelum Anda mulai menjalani terapi tambahan, terutama jika Anda sedang menjalani pengobatan kanker."

Baca juga: Ahli Tegaskan Obati Kanker dengan Herbal Bisa Berbahaya

"Dengan banyaknya informasi yang beredar di internet, tetapi belum terbukti khasiatnya dan minimnya penelitian tentang produk-produk herbal tersebut, maka ada baiknya para pasien berdiskusi dengan para pakar kesehatan agar pasien memiliki informasi akurat yang mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang tepat," imbuh Grete Brauten-Smith, spesialis perawat klinis di lembaga amal Breast Cancer Now.

Berbicara dalam konferensi tentang kanker payudara, Cardoso mengatakan, terapi seperti yoga, meditasi, dan akupunktur dapat berdampak positif pada kualitas hidup pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com