Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba Serbi Limfoma Hodgkin dari Penyebaran, Gejala dan Diagnosis

Kompas.com - 14/11/2019, 11:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Menurut data Globocan pada 2018, insiden kanker limfoma hodgkin di seluruh dunia mencapai 79.990 kasus baru dengan 26.167 di antaranya berujung kematian.

Sementara pada tahun yang sama, di Indonesia terdapat 1.047 kasus kanker limfoma hodgkin baru dan 574 orang di antaranya meninggal dunia.

Kanker limfoma hodgkin (LH) merupakan satu dari dua jenis kanker limfoma. Kanker ini menyerang kelenjar getah bening yang terletak di leher dan kepala.

Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) dan Persatuan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), Dr dr Tubagus Djumhana Atmakusuma, SpPD KHOM, FINASIM menjelaskan, LH termasuk kanker darah.

Baca juga: Mengenal Kanker Limfoma, Jenis, Faktor Risiko, hingga Gejalanya

"Nah, seperti yang telah disebutkan sebelumnya kanker limfoma ini kan menyerang kelenjar getah bening (KGB), sedangkan KGB itu ada diseluruh tubuh kita yaitu dalam aliran darah, karena itulah juga kadang disebut kanker darah juga ini," kata Djumhana dalam acara bertajuk Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin dengan Terapi Inovatif di Jakarta, Rabu (13/11/2019).

Prevalensi kasus LH ini yaitu sekitar 20 persen dari seluruh kasus limfoma, yaitu dengan presentasi sekitar 60 persen (dari jumlah penduduk Indonesia) kasus baru per tahun, ada sekitar 40 persen orang dengan limfoma meninggal dunia.

Meskipun data di Indonesia sendiri belum ada riset terkait usia penderita LH ini, namun di Amerika Serikat kasus LH ini terjadi dengan puncak usia dewasa muda 20-24 tahun dan usia lanjut 75-79 tahun.

Penyebaran LH

Dituturkan Djumhana, LH terjadi karena mutasi gen sel B pada sistem limfatik atau disebut juga dengan limfosit B, dengan hasil deteksi adanya sel abnormal reed-stenberg.

Karena limfoma menyerang kelenjar getah bening, di mana jaringan getah bening berada di beberapa bagian tubuh, maka kanker limfoma hodgkin dapat muncul hampir di seluruh bagian tubuh. Namun yang paling sering adalah di bagian atas tubuh manusia.

"Meskipun LH dapat berawal di mana saja (anggota tubuh), paling sering diawali pada kelenjar getah bening di bagian atas tubuh, atau organ tubuh yang paling umum adalah di dada, leher, atau di bawah lengan," tuturnya.

LH paling sering menyebar melalui pembuluh limfa dari kelenjar getah bening ke kelenjar getah bening lainnya.

Fase terakhir dari penyakit ini dapat menyerang aliran darah dan menyebar ke bagian lain dari tubuh, seperti hati, paru-paru dan sumsum tulang belakang.

Gejala LH

Beberapa gejala kanker LH yang paling sering muncul adalah sebagai berikut:

  • Pembesaran atau pembengkakan (benjolan) kelenjar getah bening di bagian-bagian dada, leher, atau bawah lengan.
  • Demam yang bisa datang dan pergi selama beberapa minggu tanpa adanya infeksi.
  • Night sweats atau berkeringat di malam hari atau saat cuaca dingin.
  • Penurunan berat badan 10 persen dari berat tubuh selama lebih dari enam bulan.
  • Kulit gatal.
  • Merasa lelah (fatigue).
  • Kehilangan selera makan.
  • Batuk, susah bernafas, nyeri dada.

Jika Anda curiga mengalami gejala di atas, segera pergi ke dokter untuk mencari tahu lebih lanjut.

Cara diagnosis

Menurut Djumhana, diagnosa penyakit limfoma pada umumnya dilakukan dengan mengidentifikasi keberadaan sel reed-sternberg dan antigen yang bernama CD30.

Beberapa pemeriksaan yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis LH yaitu:

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes pencitraan seperti X-ray, CT Scan, dan PET Scan
  • Tes darah
  • Biopsi, digunakan untuk mengambil sebagian atau keseluruhan kelenjar getah bening

"Tapi memang pemeriksaan umum itu biasanya dilakukan di rumah sakit, tapi Anda kalau mau coba curiga sendiri mengidap limfoma atau enggak, cobalah raba-raba di sekitar bagian yang saya sebutkan tadi, biasanya ada benjolan atau bengkak yang enggak kerasa sakit dan dapat digerakkan atau digeser-geser benjolan itu, terlebih enggak sedang kena radang atau infeksi," terang Djumhana.

Baca juga: Dikira Gejala Flu, Remaja di Florida Ternyata Idap Kanker Limfoma

Namun, yang penting untuk diingat bahwa memang tidak semua benjolan ataupun pembengkakan yang ada di daerah yang disebutkan itu dipastikan limfoma.

Deteksi dari diri sendiri hanyalah menjadi bagian untuk dapat memutuskan periksa ke rumah sakit.

Diagnosis seawal mungkin kanker tersebut, agar tidak berujung pada kematian akibat risiko stadium akhir dan juga komplikasi yang terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com