KOMPAS.com - Kanker limfoma atau kelenjar getah bening merupakan salah satu kanker darah langka. Meski langka, kanker ini dapat menyerang siapa saja.
Lantas apa itu limfoma?
Dijelaskan Ketua Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia (PHTDI) dan Persatuan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN), Dr dr Tubagus Djumhana Atmakusuma, SpPD KHOM, FINASIM, limfoma adalah salah satu jenis kanker yang berkembang pada sel darah putih bernama limfosit.
Baca juga: Dikira Gejala Flu, Remaja di Florida Ternyata Idap Kanker Limfoma
Limfosit merupakan bagian dari sistem imun tubuh yang berperan besar dalam melindungi tubuh dari infeksi atau penyakit.
"Nah, seperti yang telah disebutkan sebelumnya kanker limfoma ini kan menyerang kelenjar getah bening (KGB), sedangkan KGB itu ada diseluruh tubuh kita yaitu dalam aliran darah. Karena itulah, kadang disebut kanker darah juga ini," kata Djumhana dalam acara bertajuk Harapan Baru Bagi Pasien Kanker Limfoma Hodgkin dengan Terapi Inovatif di Jakarta, Rabu (13/11/2019).
Secara mekanisme, kanker limfoma terjadi ketika limfosit B atau T - yaitu sel darah putih yang menjaga daya tahan tubuh - menjadi abnormal dengan membelah lebih cepat dari sel biasa atau hidup lebih lama dari biasanya.
Untuk diketahui bahwa kelenjar getah bening adalah kumpulan limfosit seukuran kacang dan sel sistem kekebalan tubuh lainnya.
"Kelenjar getah bening itu ada di seluruh tubuh, termasuk di dada, perut, atau panggul juga ada selain leher dan sekitaran kepala. Kelenjar getah bening ini terhubung satu sama lain oleh sistem pembuluh limfatik," ujar dia.
Secara umum kelainan limfoma terbagi menjadi dua kelompok yaitu limfoma hodgkin (LH) dan limfoma non-hodgkin.
"Tentu ada bedanya antara limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin, terutama karakteristik dan jenis pengobatannya," ungkap Djumhana.
Limfoma Hodgkin
Kanker Limfoma Hodgkin (LH) merupakan salah satu penyakit yang menyerang kelenjar getah bening, umumnya terjadi pembengkakan yang terletak di leher dan kepala.
Prevalensi kasus LH ini yaitu sekitar 20 persen dari seluruh kasus limfoma, yaitu dengan presentasi sekitar 60 persen (dari jumlah penduduk Indonesia) kasus baru per tahun dan 40 persen orang dengan limfoma meninggal dunia per tahun.
Meskipun data di Indonesia sendiri belum ada riset terkait usia penderita LH ini, namun di Amerika Serikat kasus LH ini terjadi dengan puncak usia dewasa muda 20-24 tahun dan usia lanjut 75-79 tahun.
Limfoma non-Hodgkin
Pada kanker limfoma non-hodgkin, pasien bisa mengalami pembengkakan (benjolan) kelenjar getah bening di leher, ketiak, selangkangan atau daerah lainnya.
Prevalensi kasus limfoma non-hodgkin ini menjadi mayoritas dari seluruh kasus limfoma.
Kasus kejadiannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan juga sesuai usia.
Bahkan, data dari Globocan pada tahun 2012 diestimasikan sebagai kanker terbanyak di Indonesia nomor enam kategori pria dan nomor tujuh kategori wanita.
Mengenai faktor risiko di antara kedua jenis limfoma ini hampir sama yaitu sebagai berikut:
Baca juga: Cara Bedakan Benjolan di Leher karena Limfoma atau Infeksi
Beberapa hal berikut mungkin bisa Anda jadikan antisipasi agar dapat mendiagnosa lebih awal dari terjadinya limfoma yang semakin parah di tubuh Anda.