Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Gula adalah Pemicu Utama Diabetes? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 11/11/2019, 09:27 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gula, selama ini selalu dikatakan sebagai penyebab dari penyakit Diabetes. Namun, gula bukan penyebab utama dari penyakit yang menjadi ancaman serius kesehatan global.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof DR dr Ketut Suastika SpPD KEMD.

Menurut Suastika, faktor penyebab diabetes justru gaya hidup dan kebiasaan berolahraga.

"Gula bukan penyebab (utama) diabetes. Jadi selain faktor gen, sebenarnya penyebab diabetes itu, gaya hidup dan exercise atau latihan olahraga itu," kata Suastika di di Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) InaHEA (Indonesian Health Economic Association) ke-6, Bali (6/11/2019).

Baca juga: Pemerintah Diminta Maksimalkan FKTP untuk Tekan Beban Diabetes

Lebih lanjut Suastika menerangkan, gaya hidup dan kebiasaan olahraga adalah faktor eksternal yang dapat meningkatkan risiko diabetes. Faktor utamanya adalah genetik.

"Ya pertama memang ada faktor genetik, juga berikutnya lingkungan itu gemuk tadi. Sebanyak-banyaknya makan gula, juga kecuali ada (faktor gen) diabetesnya ada. Nah, kalau orang genetiknya tidak (ada), orangnya langsing, itu ya makan gula ya gak akan jadi masalah," imbuhnya.

Pada prinsipnya, yang harus diperhatikan adalah jumlah akumulasi makanan orang per harinya.

Tubuh menjadi ideal diumpamakan seperti uang, kalau penghasilannya sedikit tapi kalau belanjanya juga sedikit, akan ada simpanan, tapi kalau penghasilannya besar, belanjanya juga banyak, akan tetap seimbang.

"Kalau kita energi yang dimakan dan energi yang dikeluarkan itu seimbang, maka seseorang akan ideal berat badannya alias tidak gemuk atau obesitas," tuturnya.

Oleh sebab itu nutrisi yang seimbang, makan yang seimbang, dan energi yang dikeluarkan juga harus seimbang terutama dengan berolahraga.

"Jadi meskipun makannya banyak, tapi aktivitas fisiknya juga banyak atau kuat bagus, bisa jadi kayak atlet itu kan tetap seimbang tubuhnya. Jadi itulah, keseimbangan saja yang dibutuhkan," jelas Suastika.

Suastika menjelaskan, meski bukan karena gula, tapi penderita diabetes wajib untuk menghindari dalam kategori mengontrol kadar gula tubuh.

Semua jenis makanan yang berkarbohidrat yang kita makan, kata Suastika, kandungan glukosanya akan diserap oleh tubuh melalui usus atau terjadi proses pencernaan, dengan dipecah-pecah oleh tubuh kandungan-kandungan yang ada di dalam makanan tersebut, sehingga kadar gula atau glukosa tidak secara langsung diserap begitu saja.

Berbeda dengan gula (tebu) secara langsung, itu kandungan glukosanya akan diserap secara langsung karena tidak mengalami proses pemisahan kandungan nutrisi makanan di dalam tubuh.

"Untuk memenuhi kebutuhan gula dalam tubuh sehari-hari sebenarnya sudah cukup dengan konsumsi makanan yang ada karbohidratnya aja cukup. Minum teh atau kopi yang ada gulanya itu tambahan saja. Memang kalau kekurangan glukosa di tubuh juga gak baik, tapi berlebih juga tidak baik, ya bagaimana menyeimbangkannya saja," ucap dia.

Baca juga: Kurang Kesadaran, Penderita Diabetes di Indonesia Terus Meningkat

Sementara faktor pengaruh gaya hidup dan olahraga menjadi bagian penting bagi seseorang agar terhindar dari penyakit diabetes.

"Bukan karena banyak minum atau makanan mengandung gula, orang bisa diabetes. Tapi yang pasti orang yang sudah terdiagnosis diabetes harus mengontrol kadar gulanya," tuturnya.

"Jadi bukan orang yang banyak konsumsi gula lalu diabetes. Soalnya kalau dia banyak konsumsi gula tapi juga diimbangi makanan seimbang lainnya dan olaharga, ya itu lebih baik daripada yang gaya hidup dan olahraganya gak diatur," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com