KOMPAS.com - Melalui pendampingan dan pelatihan yang diberikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), para peternak di Nusa Tenggara Barat telah mampu memecahkan tiga rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tahun 2019.
Rekor MURI yang diperoleh yaitu recording 2019 ekor sapi menggunakan aplikasi berbasis android selama 3 bulan, inseminasi buatan sperma sexing pejantan yang pertama pada 2019 sapi dengan kriteria SNI , dan produksi silase sebanyak 2019 kilogram oleh 120 peternak.
Program pendampingan dan pelatihan yang diberikan oleh LIPI kepada para peternak sapi di NTB yaitu mengembangkan konsep good breeding practice.
Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati menjelaskan bahwa konsep good breeding practice merupakan konsep pemuliaan ternak berbasis recording yang baik.
Baca juga: Dapat Daging Kurban, Adakah Kandungan Vitamin dalam Sapi?
“Kami menitik beratkan pada sapi Bali karena jenis ini merupakan asli Indonesia berdasar hasil analisis yang kami lakukan didapatkan keunggulan kualitas genetik pada sapi Bali jantan,” kata Enny dalam acara Expo 5 Tahun Kiprah LIPI di NTB, Banyumulek (5/11/2010).
Banyak hal yang menjadi fokus pelaksanaan good breeding practice yang dilakukan tersebut, mulai dari pemberian pakan ternak, pembibitan ternak, pengolahan limbah ternak, dan pengolahan paska panen produk.
Menurut Enny, dalam pelaksanaan pengembangan konsep tersebut, kualitas pakan juga menjadi dasar yang harus diperhatikan, karena pakan memegang peranan penting pada penggemukan sapi jantan.
Adapun untuk menjaga kualitas pakan tersebut, perhatian dan pengembangan peneliti berfokus pada bahan baku baku lokal yang tersedia di NTB dalam menyusun pakan untuk penggemukan sapi Bali jantan.
Bahkan, kata Enny, pengolahan pakan telah melahirkan beberapa UKM yang mampu menghasilkan produk pakan awetan silase, konsentrat dan bahan pakan aditif probiotik.
Baca juga: LIPI Kembangkan Produk Ramah Lingkungan dari Komponen Utama Kayu
“Saat ini kami telah mengembangkan probiotik yang dapat meningkatkan jumlah bakteri baik pada saluran pencernaan sapi sehingga dapat meningkatkan penyerapan zat gizi pada sapi. Hasilnya, sapi akan lebih cepat gemuk,” tutur Enny.
Contohnya seperti UKM Ridho Illahi telah memproduksi dan menjual konsentrat ke berbagai kalangan peternak di sekitar Lombok. UKM Ngiring Datu di Lombok Utara juga telah mengaplikasikan pembuatan pakan silase dan probiotik.
Melalui kegiatan pembibitan sapi Bali di TP, telah diintroduksikan sistem pembibitan dengan menerapkan Good Breeding Practice (GBP).
Untuk menunjang penyediaan bibit unggul sapi Bali telah dihasilkan sperma sexing sapi bali yang telah divalidasi produknya di lapangan.
Hasil validasi sperma sexing telah menghasilkan bibit unggul yang dapat meningkatkan produktivitas peternakan dan perekonomian masyarakat.
Aplikasi recording sapi berbasis android (iBreeding) telah digunakan oleh peternak untuk merekam data produktivitas sapi.
Baca juga: LIPI Buka Science Expo 2019 untuk Membumikan Sains ke Masyarakat