Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Selalu Buruk, Gangguan Kepribadian Narsistik Punya Dampak Positif

Kompas.com - 01/11/2019, 12:03 WIB
Hana Nushratu,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Narsisistik atau Narcissistic Personality Disorder adalah sebuah penyakit kepribadian di mana seseorang terlalu mencintai diri sendiri, selalu ingin dipuji, dan kurang memahami perasaan orang lain.

Seseorang yang memiliki gangguan narsistik cenderung lebih suka mementingkan diri sendiri, tidak dapat menerima kritik, dan selalu ingin dikagumi atau dipuji.

Studi menunjukkan, 6,2 persen responden dalam sebuah kelompok penelitian memiliki kelainan narsisistik.

Dilansir dari Medical News Today, narsisistik merupakan gangguan spektrum.

Baca juga: Mengenal Ciri Gangguan Kepribadian Narsistik

"Narsisistik merupakan bagian dari sisi gelap yang termasuk dalam Machiavelisme (paham yang mengatakan apapun demi pemerintah dan negara selalu benar), psikopatis, dan sadisme," kata Dosen Sekolah Psikologi Queen’s University Belfast Inggris Kostas Papageorgiou.

Menurut Papageorgiou, narsisistik dibagi menjadi dua yaitu kuat dan lemah.

Narsistik lemah cenderung lebih defensif dan memandang perilaku orang lain sebagai musuh.

Sedangkan narsisis yang kuat biasanya memiliki perasaan penting yang terlalu besar dan keasyikan dengan status dan kekuasaan.

Meski dianggap buruk, tapi Papageorgiou tertarik untuk menelusuri dampak positif dari gangguan narsistik untuk membantu meningkatkan kondisi psikologis seseorang.

Papageorgiou dan rekannya akhir-akhir ini menerbitkan dua makalah penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang dengan narsisme kuat tampaknya memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap stres dan kecil kemungkinannya mengalami depresi.

"Orang-orang dengan narsisisme, memiliki pandangan superior terhadap diri mereka sendiri, terlalu percaya diri, kurang empati, dan memiliki sedikit rasa malu atau bersalah," tutur Papageorgiou.

Baca juga: Ternyata, Narsis Tanda Anda Tak Bahagia dengan Penampilan Sendiri

Dampak positif narsistik

Tetapi, yang masih menjadi pertanyaan dari penelitian ini adalah mengapa kelainan ini sangat toksik dan bertahan di era milenial seperti ini.

Kedua makalah yang diterbitkan total melibatkan 752 partisipan.

Pada makalah pertama ditemukan, orang dengan narsisme kuat cenderung memiliki mental baja.

Dalam makalah studi kedua, para peneliti mengamati bahwa orang-orang dengan sifat narsisme kuat juga melaporkan memiliki tingkat stres yang dirasakan lebih rendah.

"Meskipun tidak semua dimensi narsisme baik, terdapat beberapa aspek yang mengarah ke positif. Makalah ini mempromosikan keragaman dan inklusivitas orang seperti narsisme tidak sepenuhnya buruk. Baik atau buruknya, tergantung pada konteks," tutup Papageorgiou.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com