KOMPAS.com - Ajang International Exhibition for Young Inventor (IEYI) 2019 telah digelar di Serpong, Tangerang, pada 23-26 Oktober 2019.
Ajang internasional ini diikuti oleh 11 negara termasuk Indonesia. Pada tahun digelarnya IEYI ke-15 ini, tiga kelompok siswa asal Indonesia berhasil menyabet medali emas.
Salah satunya adalah Firman Fathoni, pelajar dari SMA Negeri 5 Surabaya. Ia membuat inovasi yang diberi nama ganTAS 4.0 (gantungan tas modern).
Kepada Kompas.com Firman menjelaskan ganTAS 4.0 merupakan gantungan kunci modern yang berfungsi untuk mengatur tas ataupun koper yang dibawa dalam suatu kelompok perjalanan.
"ganTAS ini merupakan gantungan kunci modern yang berfungsi untuk membantu memanajemen para traveler yang membawa koper atau barang bawaan yang banyak," kata Firman, Sabtu (26/10/2019).
Baca juga: Bidik 2 Kategori Penghargaan IEYI, LIPI Ungkap Kekuatan Anak Indonesia
Hal ini dianggap penting oleh Firman karena banyaknya tas menjadi permasalahan umum dalam sekelompok perjalanan.
"Jadi permasalahan dasar yang biasanya dialami oleh traveler kan ketika mereka bawa barang banyak, mereka harus selalu memastikan kalo jumlah koper sudah lengkap semua. Atau mungkin dapat tertukar dengan orang lain, dan itu membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk menyelesaikannya. ganTAS ini bisa membantu memanajemen barang-barang kita," tuturnya.
Alat bernama ganTAS 4.0 ini telah dilengkapi dengan bluetooth dan baterai di dalamnya. ganTAS 4.0 terhubung dengan sebuah aplikasi di smartphone.
"Jadi cara kerjanya kita harus mendaftarkan dengan men-scan setiap gantungan yang nanti akan digantungkan ke setiap koper sesuai dengan nama pemilik misal koper a,b,c dan sebagainya," ujarnya.
Lalu, setelah gantungan pada tas atau koper yang didaftarkan, secara sistematis akan masuk dalam aplikasi smartphone.
"Ketika kita ingin mengeceknya saat sampai di tujuan, tinggal di scan kembali setiap gantungan tadi. Jadi kita tahu apakah jumlah koper atau tas kita lengkap atau tidak," jelasnya.
Baca juga: Apa Rahasia Peraih Medali Emas di Olimpiade Fisika Ini?
Ide awal pelajar kelahiran Surabaya, 6 September 2003, itu adalah dari kejadian yang dialami oleh dia dan keluarganya sendiri.
"Soalnya dulu pernah ikut tour sekeluarga. Waktu ngumpulin bagasi itu kita cuma menghitung jumlah saja, tidak memastikan. Eh waktu sampai hotel baru tahu kalo koper kakakku tertukar. Dari situ sih awalnya," ceritanya.
Dengan medali emas yang diraihnya ini, Firman merasa senang dan bangga karena dengan inovasi yang dia bawa mewakili Indonesia ini bisa diterima dan disenangi oleh banyak orang, baik juri maupun pengunjung lainnya.
"Harapannya sih semoga inovasi ini dapat terus berkembang dan segera dapat diperjual-belikan kepada masyarakat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.