Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2019, 17:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gemar mi instan namun ragu karena banyak kandungan yang merugikan untuk kesehatan? Mungkin Anda perlu mengetahui alternatif cara memasaknya, agar mi instan lebih sehat untuk dikonsumsi.

Ahli Gizi Dr dr Samuel Oetoro MS SpGK, saat dihubungi oleh Kompas.com pada Selasa (22/10/2019), memberikan tips mengolah mi instan agar lebih sehat.

Samuel menyarankan untuk mengolah mi instan dengan tepat, agar efek buruk terhadap kesehatan dapat berkurang.

Campur dengan sayuran

Benar sekali yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat yang suka mencampur sayuran saat memasak mi instan.

Samuel mengatakan, serat yang ada dalam sayuran dapat mengganggu penyerapan gula atau karbohidrat. Juga membantu mengontrol kolesterol tubuh saat mengkonsumsi mi instan.

"Cobalah menyiasatinya (masak mi) dengan dicampur sayur," tuturnya.

Mengenai sayuran yang boleh dicampurkan, kata dia, berjenis apa saja karena sayuran mengandung serat dan protein yang baik untuk tubuh.

Baca juga: Sehat atau Tidak? Begini Kandungan Nutrisi dalam Mi Instan

Disarankan untuk tidak merebus sayuran terlalu lama. Sayuran itu direbus, lalu dicampurkan dengan mi instan yang diolah dengan bumbu sendiri.

Ilustrasi mie instanGunawan Kartapranata Ilustrasi mie instan

Buat bumbu sendiri

Anda dapat berkreasi dengan makanan berbahan mi instan, seperti mengolahnya dengan bumbu yang diracik sendiri.

"Tidak usah pakai bumbunya, atau ganti dengan bumbu racik sendiri pakai rempah-rempah dapur yang dipunya,” tutur Samuel.

Hal itu selain membuat Anda tidak jenuh dengan rasa mi instan tersebut, juga menghindari bumbu bawaan mi instan yang banyak mengandung natrium atau garam yang tinggi.

"Natrium di mi instan itu tinggi sekali. Natrium itu kan garam, jumlahnya bahkan bisa 850-950 mg, padahal kebutuhan atau jatah tubuh kita mengkonsumsi natrium sehari-hari hanya 2 mg," ucap dia.

Baca juga: Bukti Baru, Mi Instan Bahayakan Pertumbuhan Anak-anak di Asia

Jika mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam, maka risiko terkena hipertensi juga semakin besar.

Konsumsi mi instan maksimal sekali seminggu

Karena banyaknya kandungan yang dianggap buruk jika dikonsumsi dalam jangka panjang, Samuel menyarankan untuk tidak sering mengkonsumsi mi instan untuk harian.

"Juga yang jelas jangan terlalu sering makan mi instan, apalagi untuk anak-anak. Ya paling tidak seminggu sekali, atau lebih jarang lagi makan mi instan malah makin bagus sebenarnya. Karena bahayanya mi instan ini akan terasa dalam jangka panjang, kalau anak-anak mungkin ketika remaja atau dewasa nanti baru kelihatan akibatnya," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com