KOMPAS.com - Meskipun umum terjadi, rupanya kanker masih diselubungi oleh banyak rumor.
Beberapa yang sering didengar dan diperbincangkan masyarakat ialah memanaskan makanan dalam plastik menggunakan microwave, stres dan radiasi dari ponsel dapat menyebabkan kanker.
Namun, benarkah demikian? Dalam sebuah acara bertajuk Patient Journey in Oncology Total Solution yang diadakan oleh PT Kalbe Farma Tbk di Bogor, Selasa (7/10/2019), Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Profesor DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP membahas ketiga hal ini.
Baca juga: Ikan Asin Juga Bisa Jadi Penyebab Kanker, Ini Penjelasan Ahli
Makanan berwadah plastik dalam microwave
Aru menjelaskan bahwa plastik memang memiliki dampak bagi kesehatan tetapi tidak secara langsung terhadap kanker.
“Ya kita tahu lah ya, plastik itu mengotori bumi. Terus plastik mikro itu memiliki dampak kesehatan memang, tapi tidak langsung ke kanker,” ujarnya.
Menurut dia, efek plastik pada kesehatan tubuh tergantung pada jenis plastiknya.
“Kalau plastik (yang bisa) microwave itu tidak terlalu, tapi ada indikasi plastik yang jelek itu styrofoam, karena kalau styrofoam itu dijadikan wadah makanan, dan makanannya itu berlemak atau panas maka zat styrene di styrofoamnya itu akan pindah ke makanan,” tuturnya.
Kontaminasi zat styrene lewat makanan bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf, sakit kepala, meningkatkan risiko leukimia dan limfoma, serta dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan janin dan menyebabkan bayi lahir cacat.
“Serta jeleknya styrofoam itu lama sekali hancur. Tapi yang jelas kalau untuk plastik yang dipanaskan di microwave penyebab kanker itu mitos,” ucap dia.
Baca juga: Pakar Toksikologi: Kertas Cokelat Pembungkus Makanan Mengandung Racun
Aru menegaskan bahwa hingga saat ini, pengaruh radiasi ponsel terhadap kanker masih dalam penyelidikan atau penelitian para ahli.
“Radiasi handphone itu masih diselidiki, namun belum ada vonis yang jelas hingga sekarang. Apakah radiasi ponsel itu memang bisa memicu kanker atau tidak? Tapi yang jelas penggunaan ponsel dalam waktu lama itu memang mengganggu kesehatan lainnya,” kata dia.
Sama halnya dengan wadah plastik yang dipanaskan, stres ternyata juga tidak menimbulkan penyakit kanker secara langsung.
“Ya kecuali dari stres itu, seseorang mengubah perilakunya dalam habit (kebiasaan) yang buruk,” tutur Aru.
Kebiasaan buruk, baik itu pola makan, malas berolahraga dan sebagainya, akan menurunkan daya tahan tubuh dan membuat sel kanker jadi lebih mudah menyerang.
Itulah sebabnya, Aru menyarankan untuk melakukan menyembuhkan diri ketika sedang mengalami stres, agar mendapatkan ketenangan jiwa dan terhindar dari efek akhir, yaitu kanker.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.