Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ariel Tatum Idap Gangguan Mental Borderline Personality, Apa Itu?

Kompas.com - 21/10/2019, 10:37 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Mayo Clinic,

KOMPAS.com - Artis peran Ariel Tatum mengaku sedang fokus memperbaiki kesehatan mentalnya. Dalam sebuah kesempatan wawancara kemarin Sabtu (19/10/2019), Ariel mengaku mengidap penyakit Borderline Personality Disorder (BPD) atau gangguan kepribadian ambang.

Keterbukaan masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan mental dan memproteksi diri sendiri membuat gadis 22 tahun ini tergerak untuk buka suara tentang penyakitnya.

"Aku tersentuh untuk, kayaknya sudah saatnya cerita what I've been through, pengalaman aku sendiri, and do something about it," kata Ariel Tatum.

Ariel bercerita, ketika masih berjuang untuk melawan gangguan mental BPD, Ariel nyaris berulang kali melakukan percobaan bunuh diri.

Baca juga: Kenali Penyakit Autoimun yang Diidap Ashanty, dari Pemicu hingga Tes

Namun Ariel berkata, masalah gangguan mental bukanlah sesuatu yang tabu. Dia justru mengajak agar semua orang peduli, karena hal ini dapat dialami siapa saja, termasuk orang terdekat Anda.

"Aku ingin membantu masyarakat Indonesia mematahkan stigma itu sendiri di mana ngomongin kesehatan mental itu apaan sih?" kata Ariel Tatum.

"Kayak enggak nyaman banget, tabu banget. Makanya aku di sini gelar Let's End the Shame. Ayo kita sudahi rasa malu untuk membahas kesehatan mental kita semua," ujar Ariel Tatum.

Ariel mengatakan, peran keluarga dan sahabat menjadi salah satu faktor yang membuatnya kuat. Namun bagi Ariel, yang paling berpengaruh akan proses terapi BPD adalah diri sendiri.

Mengenal BPD

Dilansir Hello Sehat, Borderline personality disorder (BPD) merupakan gangguan kesehatan mental yang memengaruhi cara berpikir dan perasaan seseorang. Pengidap BPD hampir selalu merasa khawatir, rendah diri (minder), dan takut.

Normalnya, semua orang merasa khawatir, takut, atau cemas ketika berhadapan dengan bos atau harus mengambil sebuah keputusan penting.

Namun, pengidap BPD cenderung merasa khawatir, cemas, minder, dan takut secara terus menerus tanpa penyebab yang jelas.

Sebagai contoh, ketika sedang berkumpul dengan teman atau keluarga, entah bagaimana Anda justru merasa sedih dan kalut, dan menganggap tidak bisa menikmati acara tersebut. Hal ini kemudian membuat Anda membenci diri sendiri.

Contoh lain, saat Anda dan teman janjian untuk pergi di akhir pekan, tapi teman membatalkan janji tersebut karena ada urusan mendesak, Anda tidak bisa mengendalikan pikiran negatif dan berpendapat teman sengaja membatalkan janji karena tidak mau bertemu dengan Anda.

Pikiran-pikiran seperti itulah yang akhirnya membuat Anda merasa begitu hampa dan putus asa. Seolah-olah Anda hanya sendirian di dunia ini dan tidak ada yang mengerti perasaan Anda.

Namun, di sisi lain Anda juga merasa dibanjiri oleh berbagai macam emosi negatif yang campur aduk. Ketika perasaan tersebut muncul, Anda pun bisa meledak-ledak tak terkendali.

Dilansir Mayo Clinic, BPD biasanya muncul pada awal masa dewasa dan memburuk di usia dewasa. Namun seiring bertambah usia, kondisi ini secara bertahap akan membaik.

Tanda dan gejala BPD

BPD merupakan gangguan mental yang memengaruhi perasaan tentang diri sendiri, bagaimana Anda berhubungan dengan orang lain, dan bagaimana Anda bersikap.

Ada beberapa tanda yang mungkin menunjukkan seseorang mengidap BPD:

  • Sangat takut diabaikan, sampai-sampai bisa melakukan tindakan ekstrem agar tidak ditolak dan diabaikan.
  • Memiliki hubungan sosial yang tidak stabil. Misalnya, sangat dekat dengan seseorang tapi tiba-tiba merasa bahwa orang tersebut tidak cukup peduli atau kejam.
  • Mengalami perubahan cepat dalam identitas diri. Sebagai contoh, mengubah tujuan hidup, menganggap diri buruk dan seolah-olah tidak ada sama sekali.
  • Mengalami periode paranoid, meyakini orang lain ingin membahayakan dirinya, yang berlangsung dalam hitungan menit hingga jam.
  • Berperilaku impulsif dan berisiko, seperti mengemudi sembrono, melakukan seks bebas, makan berlebih, mengonsumsi narkobat, dan tiba-tiba mengakhiri hubungan positif seperti pekerjaan.
  • Memiliki niat bunuh diri atau mencederai diri sebagai respons dari rasa takut akan penolakan.
  • Perubahan suasana hati yang sangat cepat, terjadi dalam hitungan jem hingga hari. Misalnya awalnya merasa sangat bahagia, tapi tiba-tiba merasa malu, cemas, dan ingin marah.
  • Pikiran sering kosong.
  • Kerap marah, termasuk sering kehilangan kesabaran, bersikap sarkastik, dan melakukan adu fisik.

Baca juga: Sulli f(x) Bunuh Diri, Begini agar Orang Terdekat Tak Lakukan Hal Sama

Kapan harus berkonsultasi dengan ahli?

Jika Anda memiliki beberapa tanda dan gejala di atas, segera bicarakan hal ini dengan psikiater atau penyedia layanan kesehatan mental.

Terlebih jika Anda memiliki fantasi atau keinginan ingin melukai diri atau sampai berpikiran ingin bunuh diri.

Sumber: Kompas.com (Tri Susanto Setiawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Mayo Clinic,
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com