Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seri Baru Jadi Ortu: Penyebab Mimisan Pada Anak dan Penanganannya

Kompas.com - 18/10/2019, 08:08 WIB
Farren Anatje Sahertian,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Mimisan pada anak secara tiba-tiba sering membuat orangtua panik karena tak tahu harus berbuat apa-apa. Kali ini Kompas.com akan membahas serba-serbi mimisan, mulai dari jenis, penyebab hingga penanganannya.

Pertama yang harus diketahui adalah hidung mengandung banyak pembuluh darah yang terletak di bagian depan dan belakang. Ini membuat hidung sangat rapuh dan mudah berdarah (mimisan), khususnya anak-anak berusia 3-10 tahun.

Meskipun mimisan sering terjadi dan terlihat menakutkan, mimisan sebetulnya jarang menjadi pertanda masalah yang serius.

Jenis Mimisan

Mimisan dibagi menjadi mimisan anterior dan posterior. Mimisan anterior adalah darah yang berasal dari depan hidung. Mimisan jenis ini adalah yang paling umum, dan terjadi karena pecahnya pembuluh darah kecil di dalam hidung (kapiler).

 Baca juga: Seri Baru jadi Ortu: 4 Bahaya jika Anak Sering Makan Makanan Manis

Selain itu, ada mimisan posterior yang berasal dari bagian dalam hidung. Mimisan jenis ini biasanya tidak terjadi pada anak-anak, kecuali terjadi cedera pada wajah atau hidung.

Penyebab

Ada beberapa penyebab umum terjadinya mimisan pada anak.

- Udara kering merupakan penyebab paling umum terjadinya mimisan karena dapat mengiritasi dan mengeringkan membran hidung.

- Menggaruk atau mengorek hidung dapat membuat pembuluh darah rentan mengalami pendarahan.

- Ketika seorang mengalami cedera pada hidung, hal ini dapat memicu terjadinya mimisan. Dan jika pendarahan tidak berhenti setelah 10 menit atau Anda khawatir, Anda bisa mengunjungi dokter.

- Penyakit seperti pilek, alergi atau infeksi sinus, termasuk gejala hidung tersumbat dan iritiasi, dapat meningkatkan risiko mimisan.

- Infeksi bakteri dapat menyebabkan kulit di daerah dalam dan lubang hidung menjadi sakit, merah dan berkerak. Infeksi ini dapat menyebabkan pendarahan.

Selain penyebab diatas, mimisan sering terjadi karena masalah yang berkaitan dengan pembekuan darah atau pembuluh darah abnormal.

Baca juga: Seri Baru Jadi Orangtua: Alasan Kita Harus Sering Mencium Kepala Bayi

Penanganan

Anda dapat membantu memperlambat mimisan anak dengan menempatkan mereka di kursi. Setelah itu Anda dapat melakukan beberapa tahapan berikut:

1. Jaga agar mereka tetap dalam posisi tegak dan sedikit miringkan kepala mereka ke depan. Jangan biarkan kepala mendongak karena dapat menyebabkan darah mengalir ke tenggorokan mereka. Hal ini dapat membuat anak merasa tidak enak, mual ataupun muntah.

2. Jepit bagian lunak hidung - di bawah batang hidung anak. Kemudian mintalah mereka bernapas melalui mulut saat Anda melakukan tahap ini.

3. Setelah itu pertahankan posisi tersebut selama 10 menit karena jika tahap ini diberhentikan terlalu dini dapat membuat hidung anak Anda berdarah lagi. Orangtua bisa juga mengoleskan es ke pangkal hidung untuk mengurangi aliran darah.

Selain itu, perlu dipastikan untuk menjaga kelembapan lapisan hidung anak Anda jika sering terjadi mimisan. Anda dapat mencoba:

- Nasal saline, yang disemprotkan ke lubang hidung beberapa hari sekali untuk melembapkan.

- Mengoleskan sedikit obat yang melembutkan, seperti vaseline atau lanolin, ke dalam hidung dengan menggunakan korek kuping jika udara kering.

- Menggunakan uap di kamar tidur anak untuk menambah kelembaban ruangan.

- Memangkas kuku anak untuk mengurangi goresan dan iritasi ketika mengorek hidung.

Baca juga: Seri Baru Jadi Orangtua: Bagaimana Jika Anak Demam?

Kapan harus berobat ke dokter?

Anda bisa menghubungi dokter ketika:

- Mimisan yang dialami dikarenakan benda asing yang masuk ke hidung anak

- Anak belakangan sedang mengonsumsi obat baru

- Ada pendarahan di tempat lain, seperti di gusi

- Anak memiliki memar parah di seluruh tubuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com