Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kloning Bisa Hidupkan Lagi Hewan Kesayangan Anda, Begini Prosesnya

Kompas.com - 01/10/2019, 11:08 WIB
Hana Nushratu,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kloning menjadi pilihan yang kerap dipilih sebagian orang untuk "mengembalikan" kehidupan hewan peliharaan kesayangan mereka. Sejauh ini, beberapa hewan yang sudah dikloning adalah anjing, kucing, domba, babi, hingga sapi.

Biaya untuk kloning tentu tidak sedikit. The Sooam Biotech Research Foundation di Korea Selatan misalnya, pada 2016 mematok harga 100 ribu dollar AS atau setara Rp 1,5 miliar untuk mengkloning anjing.

"Banyak orang memiliki hubungan emosional yang tinggi dengan hewan peliharaannya. Lewat kloning, kita membiarkan hewan peliharaan (asli) mati tapi masih ada penggantinya," ungkap peneliti dari Sooam, Wang Jae-Woong seperti dilansir Science Alert (15/7/2016).

The Sooam Biotech Research Foundation merupakan sebuah badan yang ahli mengkloning sapi dan babi untuk kebutuhan penelitian dan pelestarian jenisnya. Mereka ahli dalam mengembangkan hewan rekayasa genetika yang dapat digunakan untuk meneliti penyakit.

Baca juga: Pertama di Dunia, Ilmuwan China Sukses Kloning Kucing yang Sudah Mati

Kloning anjing

Berbeda dengan hewan lain, kloning anjing adalah praktik yang paling diminati sejak 2006. Pelanggannya pun dari berbagai kalangan, mulai dari selebriti, keluarga kerajaan, dan miliarder.

Anjing yang dikloning pun tak cuma anjing rumahan. Ada juga anjing pelacak dan anjing penyelamat yang digunakan oleh para polisi.

Bagaimana proses kloning?

Langkah paling awal dalam mengkloning anjing adalah, mengenakan handuk basah pada mayat anjing kemudian memasukkannya ke dalam lemari es.

Selang lima hari kemudian, sel matang dari anjing siap dipanen kemudian disalin.

Gen atau DNA kemudian disatukan dengan telur donor yang telah dilepaskan dari bahan genetik aslinya. Embrio dari proses ini kemudian ditanamkan pada induk anjing pengganti.

Dua bulan kemudian, anjing kesayangan Anda terlahir kembali dengan gen dan DNA yang sama.

Proyek Sooam yang paling terkenal adalah penciptaan lima klon dari anjing yang bernama Trakr, seekor anjing penyelamat yang menemukan korban terakhir tragedi World Trade Center 9/11. Termasuk juga melakukan kolaborasi dengan fasilitas kloning lain, seperti BioArts International yang sejak itu memutuskan untuk keluar dari pasar kloning anjing.

Baca juga: Ikuti Jejak Korsel, China Gunakan Anjing Kloning sebagai Hewan Pelacak

Ketika teknologi kloning menjadi perdebatan, pendiri The Sooam Biotech Research Foundation, Hwang Woo-Suk memiliki masa lalu yang suram yang selanjutnya mempertanyakan dasar moral dan etika perusahaan.

Pada 2004 dan 2005, ia menerbitkan klaim yang menyatakan bahwa ia telah berhasil mendapatkan sel induk dari embrio manusia hasil kloning.

Ternyata ditemukan hoaks dalam pernyataan tersebut. Skandal itu mengungkapkan banyak pelanggaran etika.

Pada 2009, Hwang dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun karena penggelapan dan pelanggaran bioetika.

"Saya pikir satu-satunya jalan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat adalah membuat lebih banyak terobosan penelitian yang asli," ujar Hwang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com