KOMPAS.com - Kloning menjadi pilihan yang kerap dipilih sebagian orang untuk "mengembalikan" kehidupan hewan peliharaan kesayangan mereka. Sejauh ini, beberapa hewan yang sudah dikloning adalah anjing, kucing, domba, babi, hingga sapi.
Biaya untuk kloning tentu tidak sedikit. The Sooam Biotech Research Foundation di Korea Selatan misalnya, pada 2016 mematok harga 100 ribu dollar AS atau setara Rp 1,5 miliar untuk mengkloning anjing.
"Banyak orang memiliki hubungan emosional yang tinggi dengan hewan peliharaannya. Lewat kloning, kita membiarkan hewan peliharaan (asli) mati tapi masih ada penggantinya," ungkap peneliti dari Sooam, Wang Jae-Woong seperti dilansir Science Alert (15/7/2016).
The Sooam Biotech Research Foundation merupakan sebuah badan yang ahli mengkloning sapi dan babi untuk kebutuhan penelitian dan pelestarian jenisnya. Mereka ahli dalam mengembangkan hewan rekayasa genetika yang dapat digunakan untuk meneliti penyakit.
Baca juga: Pertama di Dunia, Ilmuwan China Sukses Kloning Kucing yang Sudah Mati
Berbeda dengan hewan lain, kloning anjing adalah praktik yang paling diminati sejak 2006. Pelanggannya pun dari berbagai kalangan, mulai dari selebriti, keluarga kerajaan, dan miliarder.
Anjing yang dikloning pun tak cuma anjing rumahan. Ada juga anjing pelacak dan anjing penyelamat yang digunakan oleh para polisi.
Langkah paling awal dalam mengkloning anjing adalah, mengenakan handuk basah pada mayat anjing kemudian memasukkannya ke dalam lemari es.
Selang lima hari kemudian, sel matang dari anjing siap dipanen kemudian disalin.
Gen atau DNA kemudian disatukan dengan telur donor yang telah dilepaskan dari bahan genetik aslinya. Embrio dari proses ini kemudian ditanamkan pada induk anjing pengganti.
Dua bulan kemudian, anjing kesayangan Anda terlahir kembali dengan gen dan DNA yang sama.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan