Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suka Olahraga di Gym? Hati-hati Tertular Penyakit Ini

Kompas.com - 30/09/2019, 17:05 WIB
Kontributor Sains, Prita Prametya Kirana,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rutin berolahraga seharusnya menjadikan tubuh kita menjadi lebih sehat dan bugar. Dengan dibukanya banyak franchise mega gym ternama di pusat-pusat perbelanjaan, masyarakat kini memiliki banyak pilihan untuk berolahraga dengan nyaman dan mudah.

Masalahnya, apabila kita tidak jeli dan berhati-hati, gym atau pusat kebugaran juga dapat menjadi salah satu sumber penularan penyakit.

Penggunaan alat bersama

Semakin banyak pengguna suatu fasilitas, semakin bervariasi pula tingkat kesadaran akan kebersihan dari masing-masing individu. Sekalipun telah banyak gym yang menerapkan aturan untuk selalu membersihkan alat olahraga setelah penggunaan, tentu saja tindakan preventif ini bergantung pada kesadaran masing-masing pengguna alat.

Pada saat kita berolahraga, keringat akan diproduksi dan keluarnya keringat akan menyebabkan pori-pori pada kulit terbuka lebar. Bersentuhan dengan alat-alat olahraga yang tidak dibersihkan secara rutin tentu akan mempermudah masuknya bakteri ke dalam kulit.

Sebuah riset di Amerika Serikat yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health di tahun 2014 melakukan screening kuman yang terdeteksi pada alat-alat di empat pusat kebugaran di Memphis, Tennessee.

Riset ini menganggap fasilitas olahraga umum sebagai tempat menarik bagi bakteri untuk tumbuh karena ekologinya tercipta dari tingginya tingkat kontak oleh pengguna fasilitas yang memiliki kebiasaan sanitasi yang berbeda.

Baca juga: Mengapa Latihan di Gym tak Sukses Langsingkan Badan?

Riset ini terfokus untuk mencari bakteri yang masih hidup dengan menggunakan teknik biologi molekuler berbasis RNA. Sebuah primer universal digunakan untuk mengisolasi area pada RNA sampel kuman yang diambil dari beberapa area seperti gagang toilet, mesin leg press, treadmill, dumb bell, sepeda statis, dan mesin lainnya.

Pada RNA yang telah diisolasi kemudian dilakukan metode pyrosequencing, yaitu mengidentifikasi komponen penyusun RNA pada setiap individu kuman yang terdeteksi untuk dilakukan perbandingan langsung pada individu lainnya.

Pada riset ini, kuman yang terdeteksi tidak hanya kuman-kuman yang berpotensi menularkan penyakit namun juga kuman yang normal terdapat pada manusia.

IlustrasiThinkstockphotos Ilustrasi

Hasilnya cukup menarik. Bakteri yang paling banyak ditemukan pada alat-alat olahraga secara umum adalah Staphylococcus spp., salah satu bakteri yang normal di temukan dalam flora tubuh manusia. Namun, pertumbuhan yang tidak terkontrol dan tidak pada tempatnya oleh bakteri ini dapat menyebabkan penyakit.

Contohnya bakteri Staphylococcus saprophyticus yang normal ditemukan dalam saluran pencernaan dan kandung kemih manusia, ternyata ditemukan di semua area di gym tempat sampling dilakukan pada riset ini. Penemuan ini menunjukkan bahwa belum semua orang menerapkan kebiasaan mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi di tengah-tengah sesi olahraga.

Sekalipun bakteri ini normal untuk ditemukan di saluran kencing, infeksi saluran kencing juga disebabkan oleh bakteri ini ketika tumbuh tidak terkontrol. Untuk menghindarinya, sebaiknya selalu bersihkan alat-alat olahraga sebelum dan setelah penggunaan terutama apabila dibutuhkan kontak dengan tangan untuk menggunakan alat tersebut.

Kelayakan ruangan

Pasti Anda pernah berpartisipasi dalam salah satu kelas group fitness yang sangat populer dan direkomendasikan oleh member lainnya. Namun ternyata saking populernya, kelas tersebut selalu terisi penuh dan berada di dalamnya saja membuat kita sulit bernafas.

Tahukah Anda, banyak sekali penyakit pada saluran pernafasan yang dapat ditularkan melalui ruang gerak yang minim dengan perputaran udara yang tidak baik? Mulai dari yang biasa kita alami seperti flu sampai dengan yang mengerikan seperti M. tuberculosis penyebab TBC, dapat ditularkan melalui seringnya menghabiskan waktu di ruangan sempit dengan sirkulasi udara yang minim.

Sebuah riset yang cukup kompleks telah menggambarkan hubungan antara persebaran penyakit dengan ukuran ruang gerak. Lara Gosce dari University of Bristol membuat sebuah model matematika yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penyakit dalam suatu tempat yang terbatas.

Baca juga: Apakah Kembali Gemuk Kalau Berhenti Fitness?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com